BK Anak dan Remaja Kota Mojokerto : Kasus Kenakalan Remaja, 90 Persen Akibat Salah Selancar di Dunia Maya - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

BK Anak dan Remaja Kota Mojokerto : Kasus Kenakalan Remaja, 90 Persen Akibat Salah Selancar di Dunia Maya

Devi Anajuwati Silalahi
Mojokerto-(satujurnal.com)
Sejumlah kasus kenakalan remaja yang ditangani Balai Konseling (BK)  Anak dan Remaja Kota Mojokerto menyebutkan, jejaring sosial dan game online memberi kontribusi besar terhadap merosotnya moral sejumlah remaja usia sekolah SMP dan SMA yang ditangani lembaga ini. 

“Dari eksplorasi masalah, kasus penyalahgunaan internet terjadi karena salah berselancar di dunia maya dan ‘rajin’ menjelajah konten khusus orang tua dan dewasa. Ujungnya mereka terjerumus dalam berbagai kenakalan remaja, seperti seks pranikah,” kata Sekretaris Balai Konseling Anak dan Remaja Kota Mojokerto, Devi Anjuwita Silalahi, Jum’at (02/05/2014). 


Lembaga yang berkantor di Kantor Satpol PP Kota Mojokerto yang menangani konseling dari klien remaja yang datang dengan kesediaan sendiri atau direkomendasi instansi tertentu ini menyebutkan, dari 50 kasus yang ditangani kurun 2013, kasus penyalahgunaan akses dunia maya menjadi kasus yang mendominasi, dibanding kasus kenakalan remaja lainnya. 

Kasus kecanduan game online hingga mereka bolos dan terjaring razia Satpol PP, menurut Devi, menempati urutan atas dalam kasus yang ditangani lembaga bentukan Pemkot Mojokerto yang khusus melayani konseling remaja yang berstatus siswa SMP dan SMA tersebut. “Secara keseluruhan, sekitar 90 persen kasus kenakalan remaja disebabkan salah pemanfaatan teknologi informasi atau internet,” katanya.

Dan secara kuantitas, lanjut dia, perbandingan remaja putri dan remaja putra yang terlilit kasus dunia maya seperti sek pra nikah nyaris imbang. “Banyak kasus seks bebas, remaja putri hamil, kriminalitas dan lain-lain yang kami tangani, tak sedikit berawal dari penyalahgunaan teknologi informasi,” ungkap guru BK SMPN 1 Kota Mojokerto tersebut.

Artinya, kata Devi, internet selain berdampak positif, ternyata juga menimbulkan dampak negatif yang tidak kalah besarnya dari dampak positifnya. “Situasi psikologis remaja juga mengalami reaksi yang beraneka macam. Yang positif, tentunya memanfaatkan internet untuk kepentingan belajar. Tapi yang menyalahgunakan akan bertindak dan bertingkah laku menyeleweng dari norma-norma baku yang berlaku di masyarakat,” ulasnya. 

Menurut Devi, meski secara kuantitatif tren kasus kenakalan remaja yang ditangani pihaknya menurun dari tahun ke tahun, namun secara kualitatif lebih tajam persoalannya. “Terjadi penurunan angka kasus kurun 2012 dan 2013. Tapi persoalan dunia maya, game online dan kenakalan remaja yang menjurus ke tindakan kriminal harus ditangani terpadu. Persoalan serius ini tidak bisa dipandang sambil lalu saja. Harus ada penangan terpadu antara orang tua dan pihak sekolah,” tandasnya. 

Hanya saja soal kategori kasus dan nama lembaga pendidikan yang menaungi remaja bermasalah tersebut, Devi enggan membeber. “Tidak untuk dibeber ke publik. Tapi yang pasti ada penilaian dan follow up dari kami terhadap perilakuan apa yang diinginkan untuk diubah remaja bermasalah tersebut,” tukasnya. (one)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional