Tergelincir, Pendaki Penanggungan Tewas - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Tergelincir, Pendaki Penanggungan Tewas

Mojokerto-(satujurnal.com)
Andi Probo Nugroho, salah satu pendaki gunung Penanggungan, tewas akibat tergelincir dari puncak saat hendak turun dari pendakian
.
Pelajar SMP di Surabaya yang berusia 15 tahun ditemukan tak bernyawa di kawasan gunung Penanggunagan di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (14/06/2014).
Korban yang tinggal di Jalan Kalijudan Gang 12 No 31 Kota

Surabaya mengalami luka serius di bagian kepalanya.

Ia baru berhasil dievakuasi setelah tim Basarnas turun ke lokasi kejadian.

Kapolsek Trawas AKP Sukarni menuturkan, korban bersama 5 rekan pendaki itu berangkat dan melakukan pendakian ke gunung penanggungan hari Jum'at (13/06/2014), sekitar pukul 18.00 WIB. 

Kelima rekan korban antara lain, Ahmad Rifki Islami, M Aswil Afrizal, Ardi Dwi Santoso, Choirul serta Saiful Ali Mas'ud.

''Dari keterangan saksi, rombongan pendaki ini tiba di puncak bayangan penanggungan sekitar pukul 20.00 WIB, setelah berhasil sampai di puncak, mereka langsung mendirikan tenda kemah. Bahkan, para pendaki juga sudah memasak di puncak bayangan atau dibawah puncak tertinggi,''ungkap Sukarni, Sabtu (14/06/2014) petang.

Usai dari puncak bayangan, kata Kapolsek, sekitar pukul 04.00 WIB, mereka melanjutkan pendakian ke puncak gunung Penanggungan yang memiliki ketinggian 1.700 dpl (dari permukaan laut). Mereka berhasil sampai puncak Penanggungan sekitar pukul  06.00 WIB.

Namun tanpa alasan yang jelas, sekitar pukul 06.30 WIB, keenam pelajar itu memutuskan untuk turun dari puncak.

''Insiden terjadi karena mereka kurang hati-hati saat turun. Apalagi korban yang bernama Andik Probo Nugroho itu saat turun dari puncak dengan berlari. Padahal, turun dengan berlari itu sangat berbahaya,'' ujar Sukarni.

Tak ayal, korban yang turun dengan berlari itu kehilangan keseimbangan, bahkan tubuh korban terguling dan nyungsep serta kepalanya terbentur dengan bebatuan gunung.

Akibatnya, korban mengalami gegar otak. Tak hanya itu, kepala bagian belakang korban serta keningnya terus mengeluarkan darah segar dan beberapa saat kemudian korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Namun karena medan yang begitu sulit, sejumlah rekan korban pun berusaha mengevakuasi korban, lagi-lagi usaha tersebut tak membuahkan hasil.

''Setelah kami mendapatkan laporan dari masyarakat, korban berhasil kita evakuasi dengan bantuan Tim Basarnas, warga sekitar dan sejumlah relawan. Selanjutnya, korban kita bawa ke Puskesmas Trawas untuk dilakukan otopsi,''pungkas Sukarni. (wie)













Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional