Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Tradisi memperingati hari jadi Kota Mojokerto masih bergaung sebatas lingkup pemerintahan saja. Hajatan tahunan yang diperingati setiap tahun oleh Pemkot Mojokerto dengan berbagai agenda kegiatan seolah milik pemerintahan semata. Hingga memasuki usia ke-96 hari ini, tradisi ini belum benar-benar dirasakan sebagai gawe warga Kota Mojokerto secara keseluruhan.
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus mengutarakan hal itu menanggapi kritik kalangan Dewan setempat yang menyebut tradisi peringatan HUT Kota Mojokerto hanya berkutat pada agenda-agenda kegiatan yang dirangkai sebagai momentum memperingati lahirnya sebuah daerah.
“Saya sependapat jika disebut peringatan hari jadi daerah masih belum menjadi milik warga Kota Mojokerto,” kata Mas’ud Yunus, Kamis (19/06/2014).
Birokrat ulama ini secara tandas menyatakan akan merubah tradisi peringatan hari jadi, tidak sekedar seremonial, namun benar-benar menjadi momentum yang ditunggu-tunggu semua warga.
“Keberadaan hari jadi Kota Mojokerto memiliki arti penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk memantapkan jati diri dan sebagai landasan yang menjiwai gerak langkah ke masa depan,” tegasnya.
Orang nomor wahid di Kota Mojokerto ini bertekad akan mengusung tradisi peringatan hari jadi itu sebagai milik warga Kota Mojokerto secara total.
“Setiap memperingati hari jadi Kota Mojokerto, masyarakat akan terlibat dengan sendirinya karena sudah merasa memiliki, handarbeni dan mencintai daerahnya. Dengan demikian akan dengan sendirinya tergerak untuk menggelar berbagai kegiatan tanpa harus dikomando Pemkot,” ujar Mas’ud Yunus.
Nantinya, lanjut Mas’ud Yunus, akan ada festival yang berlangsung relatif lama, misalnya sampai satu bulan, ada beragam kegiatan di setiap sudut kampung dan lain-lain agenda untuk hari jadi dengan mengedepankan kearifan lokal. “Jadi peringatan hari jadi kota merupakan hajat hidup warga masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat akan menjadi subyek, bukan penonton di even hari jadi seperti yang tersaji selama ini,” harap dia.
Dan terpenting, kata Mas’ud Yunus, moment hari jadi akan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk terus menggali berbagai potensi. “Pemkot harus bersinergi dengan masyarakat sehingga terwujud Kota Mojokerto sebagai Service City yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral,” tukasnya.
Di kesempatan berbeda, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, Yunus Suprayitno menilai, HUT Kota Mojokerto sejauh ini bernuansa seremonial. Setiap tahun digelar berbagai macam kegiatan dalam rangkaian hari jadi Kota Mojokerto. Masyarakat disuguhi berbagai macam kegiatan, lomba, festival dan sebagainya. Tapi mereka lebih banyak berperan sebagai penonton, bukan sebagai subyek.
“Silahkan Pemkot mempertahankan agenda tahunan, seperti kegiatan sosial, olahraga, budaya, pesta rakyat, doa bersama dan lainnya. Tapi kemasannya harus beda lagi. Tidak sekedar menjadi acara seremonial belaka, harus ada keterlibatan aktif masyarakat,” katanya.
Menurut Yunus Suprayitno, moment HUT Kota Mojokerto harus menjadi milik warga sekaligus sebagai pembangkit semangat warga untuk lebih maju. “Ini akan terwujud jika masyarakat terlibat secara aktif karena rasa memiliki yang sangat kuat,” ujarnya. (one)
Social