PPDB Dinilai Tabrak Perwali, Komisi III : Hariyanto Mundur Atau PPDB Diulang ! - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

PPDB Dinilai Tabrak Perwali, Komisi III : Hariyanto Mundur Atau PPDB Diulang !

Mojokerto-(satujurnal.com)
Komisi III DPRD Kota Mojokerto mengecam kinerja Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto, Hariyanto. Orang nomor satu di lingkup dinas yang membawahi bidang pendidikan ini dituntut mundur dari jabatannya. Jika bersikukuh bertahan di kursi jabatannya, Komisi yang membidangi kesra dan pendidikan minta perombakan hasil PPDB Online hingga sesuai dengan Perwali PPDB. 

“Komisi III memberi opsi atas kegagalan PPDB. Kepala Dinas (Hariyanto) mundur !. Kalau ngotot (bertahan di kursi jabatan kepala dinas), dia harus berani menyesuaikan hasil PPDB sebagaimana diatur dalam Perwali (Perwali 55/2014 tentang PPDB),” cetus Ketua Komisi III, Sunarto, Minggu (06/07/2014).

Hal krusial  yang dilanggar Hariyanto, kata Itok, sapaan Sunarto, yakni sengaja melepas kuato 10 persen untuk siswa luar kota. Padahal dalam perwali maupun juknis yang notabene dikeluarkan Hariyanto sendiri, tegas dinyatakan jumlah siswa luar kota yang diterima maksimal 10 persen dari total pagu. 

“Tapi hasil PPDB menunjukkan, dari 9 sekolah SMPN, hanya 4 sekolah yang mengikuti aturan pagu. Lima sekolah lainnya, siswa yang diterima sudah lebih dari 10 persen, atau secara keseluruhan mencapai 24,22 persen. Lebih parah lagi di tiga SMAN, semuanya sudah diatas pagu, rata-rata 35,35 persen,” ungkapnya. 

Yang kontradiktif, katanya, meski kran sudah dibuka, namun di SMPN 6 terdapat 67 kursi kosong yang diputuskan untuk dibiarkan tak terisi.  

Harusnya, lanjut Itok, Kepala Dinas P dan K konsisten dengan sikapnya yang akan mengawal PPDB sesuai Perwali. 

“Kuota 10 persen sudah dilanggar. Ini fatal. Jangan berkelit jika penambahan pagu siswa luar kota itu bisa dibenarkan. Karena tidak ada sama sekali aturan dalam Perwali maupun juknis yang dikeluarkan dia (Hariyanto) yang mengatur penambahan pagu itu,” tandasnya. 

Inkosistensi mengawal Perwali PPDB, imbuh Itok, tampak pada hasil PPDB di SMPN 6. 

“67 bangku kosong SMPN 6 diputuskan tidak diisi. Tapi bangku kosong di 13 sekolah lainnya dijejali dengan siswa luar kota. Ini langkah model apa? Kalau konsisten mengawal PPDB maka  kekosongan pendaftar di lima SMPN dan tiga SMAN tidak disikapi secara acak-acakan begitu. Ya biarkan saja kosong, seperti halnya SMPN 6 yang dibiarkan kosong. Kalau bilang kasus SMPN 6 sistem, apa yang lain tanpa sistem?,” telisik politisi PDI-P tersebut.

Desakan agar Hariyanto lengser, menurut Itok, merupakan konsekwensi logis yang harus diterima. “Kalau nekad mempertahankan jabatannya, dia harus mempertanggungjawabkan pagu siswa luar kota 10 persen,” ulang dia, tandas.

Diungkap Itok, jika Hariyanto beberapa kali menghubungi dirinya terkait hasil PPDB. “Tapi yang disampaikan via telpon soal hasil PPDB di tingkat SMP. Padahal di tingkat SMA hasil PPDB lebih parah,” katanya. 

Dari laporan yang diterima Komisi III, Itok memiliki sejumlah catatan negatif dlam PPDB tahun ini. Diantaranya sosialisasi sangat minim sehingga banyak  masyarakat tidak paham. Pada hari terakhir sistem PPDB online mengalami drop ber jam-jam, dan hanya loading dan macet. Berikutnya tedapat  perubahan pagu siswa luar kota secara mendadak, bahkan naik dari maksimal  10 persen. 

Hasil akhir pasca penutupan pendaftaran yang tersaji dalam situs www.mojokertokota.siap-ppdb.com, Kamis (03/07/2014) pukul 12:00 WIB, SMPN 5 paling banyak menampung siswa luar kota. Dari 287 siswa yang diterima, 135 siswa atau 46,88 persen merupakan siswa luar kota. Lalu SMPN 3 yang menjaring 235 siswa, 43,80 persen atau 106 siswa berasal dari luar kota. Menyusul kemudian SMPN 6 yang menampung 91 siswa luar kota atau 37,14 persen dari 178 siswa yang diterima. Di sekolah ini, masih tersisa 67 bangku atau mendekati 2 rombel. Sementara SMPN 7 yang menerima 177 siswa, sebanyak 36,72 persen atau 65 siswa merupakan siswa luar kota. Dan SMPN 8 menampung 39 siswa luar kota atau 16,12 persen dari total 241 siswa yang diterima.

Lebih parah terjadi di level SMAN. Tak satu pun sekolah yang mampu menjaring siswa sesuai pagu. SMAN 1 tercatat paling gemuk menampung siswa luar kota. Dari 307 siswa yang diterima, 155 siswa atau 50,32 persen berasal dari luar kota. SMAN 2, dari 309 siswa yang diterima, 50 siswa atau 16,18 persen merupakan siswa luar kota. Sedang SMAN 3, dari 226 siswa yang dijaring, 93 siswa atau 41,15 persen adalah siswa luar kota. (one)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional