Dinsos Kabupaten Mojokerto Sulit Deteksi PSK Eks Dolly - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Dinsos Kabupaten Mojokerto Sulit Deteksi PSK Eks Dolly


foto ilustrasi (doc.isitimwa)
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kesulitan mendeteksi keberadaan 42 warga Kabupaten Mojokerto eks PSK Dolly dan Jarak Surabaya dihadapi Dinas Sosial setempat.

Leading sector penanganan sosial ini mengakui tidak mudah mengajak eks penghuni lokalisasi terbesar di Asia tersebut agar berdaya dan menjalani kehidupan normal di daerah.

"Untuk mendekati dan mengajak teman-teman kita itu (eks-Dolly) butuh perjuangan, pelan-pelan, dan intensif," kata Kepala Dinas Sosial Hariyono selepas  rapat koordinasi dengan Dinsos Provinsi Jatim dan MUI Mojokerto di Pemkab Mojokerto, Senin (17/11/2014).

Sejauh ini, ujar Hariyono, kami hanya mampu membina satu warga untuk mau jualan kue. Mudah-mudahan ini satu warga kita ini diikuti warga eks PSK Dolly yang lain.

Ia menyebut,  jumlah warga Kabupaten Mojokerto yang terdata. sebagai warga Dolly sebanyak 42 orang. Namun pihaknya baru mendeteksi 16 orang.

"Untuk membina mereka sulitnya bukan main. Jangankan dibina setelah dipulangkan dari Dolly, bertemu saja dengan mereka sampai saat ini sangat kesulitan," akunya.

Penyebab utama mereka sulit ditemui dan diantarkan kembali ke kehidupan masyarakat, lanjut Hariyono, yakni kesiapan mental.

"Secara mental mereka tak siap. Mereka sudah merasa menjadi bagian gelap dari masyarakat. Ada stigma yang sulit dihapus akan keberadaan mereka sebagai PSK. Ini tugas bersama. Makanya kami juga menggandeng MUI. Tapi harus diakui, satu warga binaan itu serius dan total,"  imbuh Hariyono.

Kasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dinsos Provinsi Jatim Yusmanu menyatakan, sebanyak 1.449 warga Dolly yang dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Selain dari Kabupaten Mojokerto, mereka dipulangkan ke daerah kabupaten dan kota asal.  Mereka berhak atas dana kompensasi pemulangan sebesar Rp 5,050 juta setiap PSK.

Namun hanya sebagian kecil yang  mau mengambil dana kompensasi ini. Banyak dana kompensasi ini akhirnya kembali ke Kemensos. Mereka akan didampingi dan dibina untuk tidak lagi menekuni bisnis sahwat. Mereka diajak menjadi pelaku ekonomi produktif.

"Kami punya panti untuk khusus memberi ketrampilan. Jika tak dibina di dalam panti, bisa di luar panti," kata Yusmanu.

Panti itu di bawah UPT Tuna Susila yang berlokasi di Kediri. Yusmanu juga mengakui sulit mengajak "hijrah" para eks warga Dolly. Meski telah dikerahkan Ikatan Dai khusus Areal Lokalisasi, namun masih belum bisa mengajak mereka mau secepatnya kembali kepada masyarakat. "Kami pelan-pelan mengetuk hati para warga eks-Dolly. Kami motvivasi terus," kata KH Rofiq Alawy, dari MUI Mojokerto. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional