Mas'ud Yunus : Pasar Sehat Etalase Perilaku Hidup Sehat - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Mas'ud Yunus : Pasar Sehat Etalase Perilaku Hidup Sehat

Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota Mojokerto, Mas'ud Yunus mengajak warga masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih dan membeli bahan makanan dan minuman (mamin) agar terhindar dari bahan makanan yang mengandung zat berbahaya.

Ajakan orang nomor satu di Kota Mojokerto tersebut dicetuskan ditengah kegiatan 'Gebyar Pasar Sehat' di depan pintu utama Pasar Tanjung Anyar, jalan Residen Pamuji Kota Mojokerto, Selasa (11/11/2014).

"Masyarakat hendaknya lebih cermat dan selektif saat belanja mamin. Konsumsi makanan yang aman dan sehat. Pastikan ada tidaknya zat-zat berbahaya," ujar Mas'ud Yunus.

Gebyar pasar sehat yang digelar Dinas Kesehatan dengan menggandeng BPOM Surabaya dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke 50, lanjut Mas'ud Yunus, juga bagian dari upaya Pemkot menjadikan pasar sehat sebagai etalase perilaku kesehatan. "Tampilan sehat harus dikedepankan dan diutamakan," imbuhnya.

Menurutnya, pasar dapat menjadi alur utama penyebaran berbagai penyakit. "Jika tidak dikelola dengan baik, beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan seperti diare, kolera dan sebagainya," tandas Mas'ud Yunus.

Jika pasar dikelola dengan sehat, maka rakyat yang beraktivitas di situ menjadi sehat.

"Makanya Kondisi pasar harus bersih, aman, nyaman, dan sehat dalam menyediakan bahan pangan yang aman dan bergizi bagi masyarakat. Ini perlu digarisbawahi karena pasar merupakan area publik yang seringkali dilupakan unsur sterilisasinya," tukas birokrat ulama tersebut.

Kedudukan pasar, katanya, sangat penting dalam peningkatan ekonomi masyarakat. "Pasar dengan kualitas yang baik akan berdampak pada peningkatan ekonomi daerah," imbuhnya.

Sementara itu, saat Gebyar Pasar Sehat berlangsung, puluhan warga menyerbu stand BPOM. Warga ingin mengetahui kandungan makanan yang baru dibelinya dengan memeriksakan ke conter lembaga itu.

Salah satu warga, Sri menuturkan, ia tertarik memeriksakan barang makanan yang baru ia beli untuk mengetahui mengandung bahan pengawet apa tidak.

"Saya tadi beli ayam, saya ingin tahu ada bahan pengawetnya apa tidak. Katanya hasilnya langsung diketahui tapi saya diminta menunggu," ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan, Sutiani warga Desa Ngabar, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. "Saya memeriksakan petis yang mengandung formalin apa tidak karena setiap hari saya menggunakan petis. Saya jualan gorengan, bumbunya menggunakan bahan petis ini," katanya.

Sejumlah petugas dari BPOM Surabaya pun melakukan pemeriksaan terhadap makanan dan minuman yang dibawa warga. (one)









Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional