Tertipu SMS ‘Wartawan’, Uang Anggota Dewan Rp 1, 5 Juta Melayang - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Tertipu SMS ‘Wartawan’, Uang Anggota Dewan Rp 1, 5 Juta Melayang

Mojokerto-(satujurnal.com)
Penipuan lewat pesan singkat (SMS) kembali nyasar ke sejumlah pejabat legislatif dan eksekutif Pemerintahan Kota Mojokerto. 

Penipu yang mengaku sebagai wartawan mengirim SMS ke sejumlah pejabat, berdalih meminta bantuan untuk pengobatan karena menderita tumor otak. Wartawan yang dicatut namanya merupakan wartawan media lokal yang dikenal di kalangan pejabat. Jika tak direspon, si penipu menghardik dan mengumpat serta melontarkan kata-kata kotor lewat SMS susulannya. 

Meski sejumlah pejabat mampu menangkal modus busuk si penipu, namun satu anggota Dewan setempat akhirnya terpedaya. 

Suyono, anggota DPRD Kota Mojokerto asal PAN harus kehilangan uangnya jutaan rupiah akibat tipu daya melalui SMS. Dalam SMS yang diterima Suyono, disebutnya, wartawan harian lokal IA menderita tumor otak dan butuh bantuan segera. Tanpa pikir panjang lantaran mengenal sosok IA, Suyono langsung melakukan transfer uang Rp 1, 5 juta melalui Bank BCA sesuai permintaan si penipu.  "Saya langsung transfer Rp 1,5 juta. Rekening itu atas nama Dedy Purwanto," terang Suyono.

Sejurus kemudian, Suyono mulai gamang. Ia pun menghubungi IM. Tak syak, ia langsung mengernyitkan dahi. Ini lantaran IM yang segar bugar menepis semua penjelasan Suyono. Sadar tertipu, ia pun bertutur ke sesama anggota Dewan. "Ternyata banyak rekan-rekan di dewan yang mendapat telpon serupa. Tapi yang apes cuma saya," ujar dia. 

Modus minta bantuan hingga teror itu pun dinilai diluar batas. Suyono pun memastikan akan melaporkan ke Polres Mojokerto Kota. "Bukti transfer ini yang akan saya jadikan sebagai bukti untuk melaporkan ke polisi," terang Suyono sembari menunjukkan bukti transfer.

Tak hanya Suyono, sejumlah anggota Dewan lainnya juga mendapat teror serupa, kendati pun uang mereka tak sampai melayang. 

Sonny Basuki Rahardjo, anggota Dewan asal Partai Golkar mengaku mendapat SMS dari nomor tak dikenal. Konten SMS persis seperti yang diterima Suyono. ''Karena masih  sibuk, Saya  belum bisa mengontak balik. Namun tak lama kemudian, saya di SMS lagi yang isinya sangat tak sopan. Sampai saya disebut sebagai seorang anggota Partai Komunis Indonesia (PKI)," urainya.

Hardyah Santi , juga anggota Dewan asal Partai Golkar, mendapat pesan singkat serupa. ''Karena, nomornya saya tidak kenal. Makanya tidak begitu saya respon,'' ungkapnya.

Tak berhenti lantaran tak direspon. Pengirim SMS justru menghujat. Anggota Dewan dua periode itu disebut sebagai pelacur murahan. Hal ini langsung membuat ketenangan politisi berjilbab ini terusik. Ia pun menelpon balik. Namun tak ada jawaban dari si pengirim SMS. 

Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Abdullah Fanani mengalami hal serupa. Politisi PKB ini mengaku juga mendapat SMS dengan konten sama. Politisi senior ini menilai modus seperti itu sudah usang. ''Mengatasnamakan wartawan sakit dan meminta bantuan, itu sudah modus lama,'' tuturnya.

Dalam waktu yang hampir bersamaan, ejumlah pejabat eksekutif juga menerima pesan singkat berkonten serupa. Jika dibandingan, nomor pelaku sama persis dengan nomor yang dipakai saat meneror kalangan dewan. 

Diantara pejabat yang menerima pesan itu adalah Kabag Perekonomian Setdakot Sumarmi Astuti dan Kasubag Sarana Perekonomian Soegeng Rojadi Prajitno. Modus yang dipakai juga sama. Jika pesan itu tak digubris, pelaku selalu melontarkan kata-kata kotor.

Kabag Humas Pemkot Mojokerto Heryana Dodik Murtono mengimbau, agar PNS tak mudah percaya dengan munculnya pesan singkat meminta bantuan untuk segera mengirimkan sejumlah uang  melalui rekening tertentu. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional