Jadi Pedagang Dadakan, Jualan Bu Guru Hariyati Laris Manis - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Jadi Pedagang Dadakan, Jualan Bu Guru Hariyati Laris Manis


Jombang-(satujurnal.com)
Pedagang dadakan durian di kampong durian, Desa Sumber, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang mulai bermunculan seiring tibanya musim durian.

Tidak saja petani durian yang menjadi pedagang dadakan yang menjajakan hasil panen buah durian di kebun mereka sendiri, namun juga warga setempat.

Seperti yang dijalani Hariyati. Meski ia berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak, namun setiap musim durian, ia membuka lapak sekaligus berdagang durian. Durian yang dijajakannya laris manis.

Kepiawaiannya menjajakan durian tak kalah dengan pedagang lainnya. Dari cara menawarkan, memilihkan buah yang ranum hingga mengupas buah durian yang berduri tajam itu hampir tak beda dengan pedagang durian lainnya. Seperti hari ini, tak kurang dari satu jam sejak ia buka lapak, puluhan buah durian terjual.

“Setiap musim panen durian saya berdagang durian hasil bumi Wonosalam,” ucap Hariyati ditengah kesibukannya melayani pembeli durian, Minggu (01/3/2015).

Di lapak durian milik Hariyati, pembeli dapat memilih durian jenis Bajul dan Bido, durian hasil bumi Wonosalam. Dua jenis durian ini memiliki rasa khas yang tidak ditemukan di sentra durian lainnya.

“Buah durian Bido, paling banyak diburu penikmat durian dari berbagai daerah. Buah durian ini berdaging tebal, berwarna kuning dan beraroma wangi dengan rasa pahit manis dengan isi atau pongge yang kecil,” terang wanita berusia 30 tahun ini.

Soal omzet, Hariyati menyebut tak kurang Rp 1 juta ia kantongi setiap hari. “Ya sekitar 100 buah durian bisa saya jual dalam sehari,” akunya.

Hariyati mendapatkan durian dari petani durian setempat. Harga kulakan, antara Rp 20 ribu hingga Rp 65 ribu per buah. Tergantung dari jenis dan ukurannya. Ia mengambil keuntungan antara Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu per buah.

Meski merasakan nikmatnya menjadi pegagang durian dengan keuntungan yang lumayan, namun ia tak sampai larut sekedar mengurusi dagangannya saja. “Saya buka lapak selepas mengajar. Jadi urusan mengajar tidak tertanggu. Toh pembeli durian bisanya mulai datang menjelang tengah hari,” kata wanita yang akrab disapa bu guru ini.

Hariyati hanya satu dari dari puluhan pedagang durian yang menangguk keuntungan berdagang durian di musim panen durian khas Wonosalam. Ini lantaran penikmat durian berasal dari luar kota seperti, Mojokerto, Surabaya dan Malang terus mengalir menuju kampung durian Sumber, Wonosalam. (rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional