Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Mojokerto bekerja maraton mengungkap kasus dugaan pembobolan dana Rekontruksi dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto senilai Rp 2,1 miliar.
Setelah melakukan penggeledahan di rumah tersangka Joko Sukartika, Bendahara Pembantu BPBD, korp adhiyaksa Rabu (29/04/2015) siang tadi melakukan hal serupa.
"Penggeledahan di ruang kerja tersangka bagian dari upaya mengumpulkan bukti-bukti yang terkait dengan apa yang disangkakan, " ujar
Kasi Intelijen Kejari Mojokerto, Dinar Kripsiaji, disela-sela penggeledahan.
Dari ruang Joko Sukartika yang sudah tidak masuk kerja hampir sebulan terakhir lebih, sejumlah dokumen dan satu unit komputer jinjing, beberapa dokumen terkait pencairan serta cek pencairan uang di BRI Cabang Mojokerto diamankan enam penyidik dalam penggeledahan yang berlangsung sekitar dua jam sejak pukul 11:00 WIB tersebut.
"Dokumen yang ada, terus kami pelajari untuk menguak sejauhmana tersangka membobol uang," terangnya.
Saat ditanya soal keterlibatan Joni, Staf BPPK yang menyandang jabatan pejabat pembuat komitmen (PPK) tatkala mencairkan uang, Dinar mengaku masih belum bisa memastikan. "Yang jelas, PPK atas nama Joni statusnya masih saksi," paparnya.
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi mengatakan, kasus penguapan dana bantuan pusat yang sudah mencuat ini diserahkan sepenuhnya kepada penyidik kejaksaan. Karena uang yang ada dalam rekening rekontruksi dan rehabilitasi BPBD di BRI merupakan uang negara yang harus dipertanggubjawabkan penggunaannya.
"Yang pasti soal pencairan uang saya tidak ikut-ikut, karena yang memegang kewenangan mencairkan itu bendahara dan PPK,"jelasnya. (wie)
Social