Undhu-undhu, Tradisi Panen Raya Umat Kristiani Mojowarno - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Undhu-undhu, Tradisi Panen Raya Umat Kristiani Mojowarno

Jombang-(satujurnal.com)
Tradisi Undhu-undhu, tradisi lelang ternak dan hasil bumi yang digelar umat Kristiani Jemaat Gereja Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno, Jombang menjadi kalender tahunan yang selalu ditunggu-tunggu warga setempat. Karena kegiatan yang dirintis umat Kristiani di gerejo kuno Mojowarno ini kini sudah menjadi pesta rakyat dan sekaligus menjadi aset wisata religi daerah Jombang. 

Seperti Undhu-undhu yang digelar Minggu (17/5/2015). Berbagai macam hasil bumi maupun hewan ternak diarak menuju gereja ,dan dilelang  hasilnya digunakan untuk keperluan gereja.

Hasil bumi berupa padi, sayuran, palawija ataupun lainnya mereka desain dengan berbagai ragam bentuk dan hiasan,macam-macam bentuk itu disesuaikan dengan tema yang diusung oleh masing-masing blok, di gkjw mojowarno terdapat 6 blok, yakni Blok Mojowangi, Blok Mojotengah, Blok Mojoduwur, Blok  Mojowarno, Blok Duwur, Dan Blok Mojojejer.

Dari berbagai blok itu, ribuan Jemaat Gereja Jawi Wetan Mojowarno mengarak hasil bumi mereka ke gereja untuk dipersembahkan kepada Tuhan.

Dengan diiringi lagu lagu rohani, ribuan jemaat larut dalam pawai Undhu- undhu ini. Tradisi unduh-unduh tersebut diyakini sudah ada sejak ratusan tahun dan sampai saat ini tetap dipertahankan, dalam upacara tradisional unduh-unduh terkandung makna persembahan rasa syukur kepada tuhan atas hasil panen yang melimpah.

Kedatangan arak arakan hasil bumi juga diiringi musik tradisional dengan alunan nyanyian kerohanian oleh pengurus gereja, meski dengan iringan musik lesung namun suasana unduh-unduh undhu yang melibatkan ribuan warga itu tetap semarak.

 “Tradisi Undhu-undhu untuk melestarikan budaya umat Kristiani di wilayah Mojowarno yang mayoritas memeluk agama Kristen, “ kata  Leo, salah seorang jemaat GKJW. 

Menurut Leo, sebelum hasil panen dilelang, ratusan jemaat GKJW melakukan sembahyang puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dengan antunan dan pujian dalam bahasa Jawa dengan iringan gending Jawa yang dilakukan pengurus gereja dan para jemaat. 

Mereka berharap pada musim panen mendatang bisa berhasil dan nantinya bisa mempersembahkan hasil bumi untuk gereja. 

“Sejarah berdirinya GKJW Mojowarno tidak terlepas dari tradisi Undhuh-undhu. Kala itu, melalui prosesi Undhuh-undhu, jemaat GKJW menyumbangkan hasil buminya untuk pembangunan gereja ,” imbuh Leo. (rg) 

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional