Disperindag Himbau Masyarakat Waspadai Daging Oplosan - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Disperindag Himbau Masyarakat Waspadai Daging Oplosan


Mojokerto-(satujurnal.com)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Mojokerto kian ekstra mengawasi pasokan daging ke  pasaran. 

Selain terkait kian dekatnya hari raya Idul Fitri, pengawasan dilakukan untuk antisipasi beredarnya daging celeng yang sudah ditemukan di daerah lain di Jawa Timur. 

Dikhawatirkan daging celeng yang diperoleh dari hasil buruan di hutan dioplos dengan daging sapi beredar di pasar-pasar tradisional.

Kekhawatiran itu muncul, juga terkait merangkaknya harga daging sapi yang beredar di pasaran harganya mencapai Rp 100 ribu perkilogram.

Selain daging celeng, Disperindag juga mengawasi peredaran daging sapi gelonggongan yang dimungkinkan turut membanjiri pasar karena harganya relatif murah.

Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto, mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya daging celeng dan gelonggongan, kepala pasar harus mengecek daging saat datang. Karena tidak menutup kemungkinan daging dari jagal dicampur dengan daging lain. 

"Masuknya daging ke pasar menentukan peredaran daging yang ada. Kalau sampai ada daging celeng dan daging gelonggongan masuk, kepala pasar harus bertanggung jawab," tandas Bambang Purwanto, Jumat (3/07/2015).

Soal pengawasan daging di pasaran ia mengaku sudah 
mengirim surat kepada seluruh kepala pasar di wilayah Kabupaten Mojokerto. Di antaranya Pasar Mojosari, Pasar Kedungmaling, Kemlagi, Dlanggu dan lainnya. Pasar-pasar tersebut  dinilai berpotensi menjual daging banyak sehingga perlu pengawasan khusus.

"Selain memercayakan kepada kepala pasar, tim gabungan dari Disperindag, Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan turun untuk memantau," tuturnya.

Namun soal tingkat peredaran daging oplosan di Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto menyebut nihil. 

"Masih belum ada. Tentunya kami mengimbau kepada penjual daging agar tidak mau jika disusupi daging lain. Penjual daging tentu tahu antara daging sapi jika dicampur daging lain," paparnya.

Dipaparkan, untuk masyarakat yang ingin tahu agar melihat ciri-cirinya, warna daging celeng lebih pucat dari daging sapi. Warna daging celeng mendekati warna daging ayam. Serat daging sapi lebih padat dan garis-garis seratnya terlihat jelas, berbeda dengan celeng yang seratnya samar dan sangat renggang.

Selain itu, lemak daging celeng memiliki tekstur lebih elastis sementara lemak sapi lebih kaku dan berbentuk. 

Lemak pada daging celeng sangat basah dan sulit dilepas dari dagingnya sementara lemak daging sapi agak kering dan tampak berserat.

Tekstur pada daging sapi lebih kaku dan padat dibanding dengan daging celeng yang lembek dan mudah diregangkan. 

Untuk daging celeng memiliki aroma khas, sementara aroma daging sapi adalah anyir seperti yang telah diketahui semua masyarakat.

Biasanya, lokasi penjualannya di tempat  agak gelap dan cukup terpisah dari yang lainnya sehingga tidak menjadi pusat perhatian orang banyak serta sulit untuk membedakan apakah itu daging sapi murni atau oplosan. Daging sapi yang dioplos dengan daging celeng biasanya tidak diletakkan di meja secara terus menerus. Daging tersebut dikeluarkan ketika ada masyarakat yang menanyakan daging yang harhanya murah.

"Pada dasarnya, kalau ada penjual daging murah patut diwaspadai. Dan itu menjadi sasaran pengecekan," tandas Bambang. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional