Kemarau Panjang, Puluhan Sumber Mata Air Gunung Anjasmoro Mati dan Kritis - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Kemarau Panjang, Puluhan Sumber Mata Air Gunung Anjasmoro Mati dan Kritis


Jombang-(satujurnal.com)
Kemarau panjang yang terjadi saat ini menyebabkab puluhan sumber mata air di lereng gunung Anjasmoro, Jombang mati dan kritis.

Hasil penelitian siswa Madrasah Aliyah Faser, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Jombang menyebutkan, dari 142 sumber mata air, sekitar 70 sumber mata air dalam kondisi kritis dan 40 diantaranya mati. 

"Siswa melakukan penelitian sumber mata air di lereng gunung Anjasmoro untuk mengetahui dampak kemarau panjang terhadap sumber mata air. Hasilnya, hanya sekitar 30 persen dari 142 sumber mata air yang masih normal, selebihnya, 70 (sumber mata air) kritis dan 40 mati," kata Amirudin, guru pembimbing Madrasah Aliyah Faser, Jombang, Senin (26/10/2015).

Selain melakukan penelitian, kata Amirudin, para siswa juga melakukan tanam pohon di daerah tangkapan air.

Diharapkan tanaman mampu membuat sumber mata air baru saat sudah besar nanti.

Menurut Amirudin, tujuan utama penelitian yakni untuk menyelamatkan sumber mata air di lereng pengunungan air yang kian kritis 

Para siswa harus melewati 
hutan untuk menuju sumber mata air yang ada di hutan Wonosalam untuk melakukan sebuah penelitian terhadap debit air di saat musim kemarau panjang saat ini.

Sebelum melakukan penelitian para siswa mendapatkan arahan dari pembina terkait prosedur melakukan penelitian terhadap debit mata air.

Hanya bermodal sebuah pipa paralon dan tempat untuk  penelitian secara manual.
 
Para siswa berbagi tugas, ada yang bertugas mengambil air dalam sebuah wadah, ada juga yang bertugas sebagai penghitung waktu dan ada juga yang mencatat debit air per liter.
 
Yuanita, salah satu siswa mengaku usai melakukan uji coba sebanyak 5 kali hasilnya kemudian dihitung. 

dari hasil tersebut siswa menyimpulkan bahwa mata air yang ada di hutan Wonosalam ini sudah turun drastis dari ukuran normalnya.
 
Kian kritisnya sumber mata air, kata Amirudin, akan sangat mengkhawatirkan, karena sumber mata air di hutan ini merupakan sumber mata air yang digunakan oleh masyarakat. (rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional