38 Siswa SMP di Kabupaten Mojokerto Gagal UN, Wabup Anggap Lumrah - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

38 Siswa SMP di Kabupaten Mojokerto Gagal UN, Wabup Anggap Lumrah


Mojokerto-(satujurnal.com)
Sebanyak 38 siswa dari 16.128 siswa SMP / MTs di Kabupaten Mojokerto tidak mengikuti Ujian Nasional (UN). Selain karena sakit dan drop out (DO), enam siswa diketahui meninggal dunia. 

Data Dinas Pendidikan menyebutkan, sebanyak 38 siswa tidak ikut UN. Rinciannya,  30 siswa DO, 2 sakit dan 6 siswa meninggal dunia," terang Wabup, usai sidak hari kedua UN SMP, kemarin.

Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi menganggap lumrah absennya puluhan siswa yang gagal menerobos UN. 

"Jumlahnya (siswa gagal UN) masih wajar. lah, itu kan hanya nol sekian persen saja," kata Pungkasiadi disela-sela sidak di SMPN 1 Sooko, Selasa (9/5/2016).

Pungkasiadi  sidak di SMPN 1 Sooko ini sekitar pukul 07.00 WIB. Ia didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah serta Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Mojokerto. Satu persatu ruang ujian ia tilik. Namun karena khawatir mengganggu konsentrasi siswa, Wabup hanya mengawasi peserta UN melalui pintu saja. 

"Biarkan mereka konsentrasi penuh, kita cukup melihat di pintu ini saja. Kalau kita masuk kedalam, nanti mengganggu," sergah dia. 

Puas memantau kesiapan UN, Wabup lantas memberi pesan agar siswa tetap tenang dalam menjalani ujian.

"UN kali ini kan gak seperti UN tahun-tahun sebelumnya. Sebab, saat ini kelulusan ada di tangan sekolah. Jadi siswa gak usah panik atau takut yang berlebihan kalau nanti enggak lulus," ucapnya.

Senada juga dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Yoko Priyoko. Ia menyebut UN kali ini bukan jaminan mutlak untuk kelulusan. UN  dilakukan hanya untuk pemetaan guna melihat potensi siswa serta sebagai tolak ukur di suatu wilayah demi meningkatakan mutu pendidikan. 

"Tapi siswa tidak boleh santai lho, intinya tetap harus serius belajar dan fokus mengerjakan soal. Karena hasil UN juga menentukan nilai akhir mereka" tegasnya. 

Yoko menjelaskan, kelulusan saat ini yang menentukan dan melakukan penilaian dari sekolah masing-masing. 

"Kriteria penilaiannya diambil dari tingkat kehadiran siswa 90 persen, telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran, mengikuti ujian kompetensi disekolah, ikut dalam Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan terakhir ikut dalam Ujian Nasional (UN)," tukasnya. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional