KELUARGA Reyang Permana, bocah kelas
VI SD, warga Desa Sumber,
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang yang sehari-hari bekerja menjual jasa lap
sepeda motor di sebuah apotik di Jombang benar-benar dibawah garis kemiskinan.
Bangunan bekas dapur yang disulap jadi
hunian keluarga Suparno, ayah Reyang, memang tak layak disebut sebuah rumah.
Namun, bagi keluarga dengan lima anak ini, bangunan ini bak penyelamat dari
terpahan panas dan hujan. Tempat berteduh dan berkumpulnya keluarga. Tak ada
perabot yang bisa dinilai layak, kecuali peralatan dapur dan buku-buku sekolah
yang menyeruak di bangunan kecil berukuran delapan meter persegi itu.
Suparno yang tidak memiliki pekerjaan
tetap, kadangkala mendapat pekerjaan sebagai kuli bangunan. Namun yang lebih
sering, ia mengais rejeki sebagai pengamen jalanan. Jika Reyang terpacu untuk
mencari uang selepas sekolah, itu lantaran ia merasa sudah harus menjadi tulang
punggung keluarga.
Anik Nur Solikah, ibu Reyang mengaku
hanya bisa pasrah. Tak banyak yang bisa ia perbuat, kecuali menjaga
anak-anaknya. Ia mengaku bersyukur memilik Reyang. Dimatanya, Reyang adalah
anak yang berbakti pada orang tua. Begitu menyayangi keluarganya. Ia rela
menukar waktu bermainnya demi mendapatkan rupiah untuk kelangsungan hidup
keluarganya.
Reyang disebutnya anak yang disiplin
dalam hal waktu. Di pagi buta Reyang sudah bangun lebih dahulu daripada adik-adiknya.
Sebelum berangkat sekolah, ia sudah membereskan pekerjaan rumah. Dan selepas
sekolah, sekitar pukul tiga sore ia mengayuh lepas sepeda angin menuju tempat
ia mencari rejeki di emper apotik, tepat di belakang rumah sakit megah milik
pemerintah daerah Kabupaten Jombang. Sekitar pukul sepuluh malam ia sudah beringsut
pulang. Di rumah, ia tidak langsung merebahkan badan, namun belajar.
Reyang benar-benar menjadi tumpuhan
hidup keluarganya. Karena, meski keluarga ini hidup dibawah garis kemiskinan,
namun program-program pengentasan kemiskinan yang digencarkan pemerintah tak
menyentuh mereka. Suparno mengaku keluarganya tak sekali pun menikmati bantuan rutin yang dikucurkan
pemerintah, seperti halnya PKH (Program Keluarga Harapan).
Juga KIP (Kartu Indonesia Pintar) untuk kelima anaknya.
Sayangnya, pihak Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Jombang belum tahu soal
kondisi keluarga yang layak mendapat bantuan pemerintah ini. (rg)
Social