Program Bedah Rumah di Jombang Amburadul? - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Program Bedah Rumah di Jombang Amburadul?


Jombang-(satujurnal.com)
Pelaksanaan program bedah rumah di Jombang dikeluhkan warga penerima sasaran. Selain soal kualitas, dana program yang digulirkan Kementerian PU Pera senilai Rp 10 juta per unit dipotong  antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta. Bahkan sejumlah rumah sasaran mangkrak tidak tuntas direhab. 

Ida Purwaningsih, warga desa Mojogeneng, kecamatan Mojowarno, kabupaten Jombang, salah satu penerima sasaran program bedah rumah mengungkap, rumahnya berukuran 4 meter x 5 meter yang semula semi permanen kini berdinding bata. Namun sebagian daun pintu rumah hasil bedah rumah enam bulan silam itu sudah pecah dan rusak parah. Anak kunci tidak berfungsi. 

Ia mengaku menerima anggaran bedah rumah sebesar Rp 10 juta rupiah. Hanya saja dari anggaran itu tidak semua untuk bangunan namun dipotong untuk administrasi Rp 1,5 juta. Ujungnya,  bedah rumah hanya setengah jadi. Sisa dana Rp 8,5 juta tidak mampu mengcover kebutuhan bahan sesuai perencanaan. Pekerjaan rehab atap dan dinding tidak bisa diteruskan. 

Ia pun terpaksa mencari pinjaman untuk belanja material menyelesaikan dua item pekerjaan itu. 

Berbeda lagi dengan bedah rumah milik Rubianto yang masih bertetangga dengan Ita. 

Bedah rumah milik laki-laki berusia 53 tahun ini bukan saja tidak tuntas, namun amburadul. dan menyisahkan masalah. 

Pasca dibedah, justru tidak terpasang atap. Juga tidak ada daun pintu maupun jendela.

Rumah Rubianto yang sebelumnya berdinding bambu. Sekitar enam bulan lalu tersentuh program bedah rumah. Ditengah rehab, panitia bedah rumah angkat tangan lantaran tak ada dana lagi. Dari dana bedah rumah Rp 10 juta yang bisa digunakan Rp 9 juta karena dipotong biaya administrasi  Rp 1 juta. 

Sementara itu Auladana Zakariya, plt Sekdes desa Mojojejer mengatakan ada 28 rumah warga diwilayahnya yang tersentuh program bedah rumah. 

Ia juga mengaku mendengar adanya potongan sebesar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta untuk setiap rumah yang dibedah. Namun  siapa yang memotong, dan untuk apa, dirinya enggan menjelaskan. 

Atas kondisi ini penerima sasaran bedah rumah berharap pemerintah bisa menyelesaikan pembangunan rumahnya. Sebab ada beberapa pemilik rumah yang terbengkalai kini menumpang di rumah orang lain.(rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional