Ada Cerita Dibalik Nama Rejoto, Jembatan Penghubung Dua Kawasan di Kota Mojokerto - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Ada Cerita Dibalik Nama Rejoto, Jembatan Penghubung Dua Kawasan di Kota Mojokerto


Mojokerto-(satujurnal.com)
Jembatan baru penghubung antara wilayah kelurahan Pulorejo dan kelurahan Blooto di Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto menjadi akses vital. Jembatan senilai Rp 40 miliar yang belum lama diresmikan pemanfaatannya oleh Walikota Mojokerto, Mas'ud Yunus ini diberi nama Rejoto. Akronim Pulorejo - Blooto. 

Nama pendek delapan huruf dan relatif mudah diingat untuk nama jembatan yang sempat abruk ditengah-tengah pengerjaan ini ternyata ide hasil utak-atik Ibu Nur Ifah, salah satu warga. 

Setidaknya dua kali usulan nama itu sampai ke walikota. 
Di tahun 2014 walikota mendapatkan usulan saat acara dialog interaktif di Kelurahan Pulorejo. Dan kedua ketika PSN di lingkungan Trenggilis, Kelurahan Blooto,  ibu Nur Ifah ini kala itu mengusulkan jika jembatan penghubung dua kawasan itu terwujud agar diberi nama Jembatan Rejoto, asal kata Pulorejo dan Blooto.

Pencetus ide penggabungan dua nama kelurahan menjadi nama sebuah jembatan yang didominasi warna oranye, warna khas kota Mojokerto ini diapresiasi dan diberi penghargaan oleh Walikota Mas'ud Yunus. 

Jumat (24/2/2017) Wali Kota memenuhi janjinya untuk memberi reward tersebut. Wali Kota Mas’ud Yunus lantas memanggil ke panggung ibu Nur Ifah saat membuka Pagelaran Wayang Kulit di atas jembatan Rejoto tersebut. 

Pagelaran Wayang merupakan bentuk uri-uri budaya Jawa dalam meresmikan sebuah tempat.

“Dengan adanya nama itu (Rejoto) , Pulorejo-Blooto ini benar-benar rejo dan gak sepi. Saya sangat berterima kasih. Siapapun yang mempunyai jasa, mempunyai kreasi untuk memajuan Kota kita tercinta, saya selalu memberikan reward. Apalagi pada tahun 2017 ini saya berikan tema yaitu tahun kreasi, inovasi dan prestasi,” tutur Mas'ud Yunus sembari memberikan uang tunai satu juta rupiah kepada Nur Ifah.

Dikatakan Mas'ud Yunus, pembangunan jembatan itu sudah dirintis di era Walikota  Abdul Gani Soehartono. Ide dan gagasannya untuk menghubungkan akses warga Pulorejo dan Blooto. 

“Alhamdulillah gagasan dari beliau bisa kita wujudkan yang tujuannya tidak lain yaitu untuk meningkatkan rasa kebersamaan kita sebagai warga Kota Mojokerto. Harapan kami tidak hanya menghubungkan secara fisik saja, tetapi secara mental, budaya dan membangun kebersamaan dan kesejahteraan,” ujar Mas'ud Yunus.

Ia pun meminta masyarakat agar selalu menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan tersebut serta menjaga kenyamanan.

“Saya minta dengan sangat, pemanfaatan jalan di sepanjang jalan Jembatan Rejoto ini harus diperhatikan ketertibannya dan kebersihannya. Setelah kegiatan sampahnya mohon untuk dibersihkan. Jangan sampai membuang sampah di sungai, buanglah sampah pada tempatnya sehingga sampah itu nanti bisa dikelola dengan baik,” harapnya. (one)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional