Di Kota Mojokerto Program Transmigrasi Kian Tak Diminati - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Di Kota Mojokerto Program Transmigrasi Kian Tak Diminati

Hariyanto, Kadis KUMT
Mojokerto-(satujurnal.com)
Rumah tinggal plus lahan garapan gratis di daerah transmigran rupanya tidak menjadi magnet bagi warga Kota Mojokerto. Hingga memasuki tengah tahun 2017, tak satu pun KK (kepala keluarga) yang tercatat sebagai calon transmigran.

Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (KUMT), leading sector program yang dibesut di era Orba ini tidak tahu persis alasan warga hingga enggan mengikuti program ini.

"Lesunya program ini (transmigrasi) tak hanya dirasakan di Kota Mojokerto tapi juga daerah-daerah lain. Bahkan sampai pertengahan tahun ini masih belum ada pendaftar sama sekali," ungkap Kadis KUMT, Hariyanto, (23/5/2017).

Ia mengaku, pihaknya sudah bekerja maksimal agar program transmigrasi berjalan baik di Kota Mojokerto. Sosialisasi pun sudah dilakukan di banyak kesempatan. Namun, sejauh ini masih peminatnya nihil.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2016 lalu pihak satker yang baru saja beralih nama dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberangkatkan dua orang warganya untuk hijrah sebagai trasmigran di daerah Sulawesi Selatan. Itupun tak seratus persen sukses.

"Tahun lalu kami memberangkatkan dua orang ke Sulsel, namun seorang diantaranya menangguhkan keberangkatan dengan beberapa pertimbangan," terangnya.

Padahal, lanjut Hariyanto, pemerintah sudah menawarkan memberi fasilitas yang terbaik dan sosialisasi yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Namun minat masyarakat hidup di rantau masih rendah," katanya.
Menurutnya, setiap transmigran akan difasilitasi rumah papan yang layak lengkap dengan listrik dan air. Selanjutnya, lahan produktif 0,5 hektar lengkap dengan alat pertanian.

"Kalau bertahan 3 tahun diberi lahan kurang produktif 2 hektar. Jadi ya sudah banyak fasilitasnya," terangnya.

Minimnya jumlah transmigran di Kota Mojokerto berbanding terbalik dengan jumlah kemiskinan dan pengangguran yang terus meningkat setiap tahun di daerah ini. Data setempat menyebut angka pengangguran pada tahun ini diperkirakan mencapai 3.200 orang. Angka ini belum ditambah dengan jumlah siswa setingkat SMU yang lulus.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Yunus Suprayitno berharap program transmigrasi ini dimaksimalkan karena menjadi alat untuk menyebar pembangunan hingga merata ke seluruh Indonesia.

"Banyak daerah yang semula tidak terjangkau pembangunan, kini sudah makmur dan akan menjadi kota-kota baru yang maju. Mangkanya tetap harus digalakkan,” kata Yunus.

Politisi Banteng ini mengatakan, dengan berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan baru tersebut, aktivitas sosial ekonomi menjadi semakin hidup dengan tersedianya peluang usaha dan kesempatan kerja yang menyerap tenaga kerja kurang lebih 4 juta orang, sehingga dapat mengentaskan kemiskinan.

“Transmigrasi mengembangkan lembaga-lembaga sosial ekonomi sehingga lebih mempercepat kesejahteraan masyarakat,” katanya. (one)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional