Warga Dusun Dampak, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang memanfaatkan kotoran sapi menjadi bahan bakar alternatif, yakni biogas. Selain mudah dan hemat, biogas ini juga aman dipakai untuk bahan bakar sehari-hari.
Biasanya, warga lebih mengenal elpiji, namun hal itu sudah mulai berangsur angsur mereka tinggalkan.
Namun jangan salah sangka dulu, kotoran sapi tersebut tidak serta merta digunakan untuk energi alternatif, namun melalui proses sedemikian rupa.
Dijelaskan Urip Sumoharjo (35), warga setempat, untuk pengolahan kotoran sapi menjadi energi alternatif atau biogas ini, melalui beberapa tahapan.
Yang pertama, menurut Urip, dimulai dari proses penggilingan kotoran sapi ke dalam Digester. Alat Digester berukuran 1 meter tersebut, bisa menampung kotoran hingga 50 kilogram.
Setelah itu, kotoran sapi yang sudah dilarutkan dengan campuran air dialirkan ke bak penampungan yang tertanam di bawah tanah yang terdapat reaktor untuk mengubah kotoran sapi menjadi gas metana.
“Kalau sudah terkumpul disitu (tempat penyimpanan gas metan, red) tinggal menyalurkan ke rumah, melalui alat pengontrol,” kata Urip , Minggu (29/7/2018).
Gas metana yang dihasilkan tersebut bisa dimanfaatkan hingga setengah bulan.
“Kalau untuk satu bak penampungan ini bisa digunakan empat rumah," ,terangnya.
Proses pengolahan kotoran ternak menjadi biogas ini, pada mulanya dikatakan Urip, dari sekelompok orang dari Kota Batu yang melakukan sosialisasi mengenai pemanfatan kotoran hewan ternak menjadi biogas. “Awalnya dari orang dari Batu (Kota Batu Malang, red) melakukan sosialisasi kepada warga. Disitu kita diajari membuat biogas,” tuturnya.
Pemakaian biogas ini, imbuh Urip, sudah dimulai sejak 2013 silam dan saat ini sudah sekitar 30 rumah yang menggunakan biogas kotoran ternak. (rg)
Social