RDP dengan BBWS Brantas, Begini Kata Ketua DPRD Kota Mojokerto Soal Normalisasi Sungai Sadar - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

RDP dengan BBWS Brantas, Begini Kata Ketua DPRD Kota Mojokerto Soal Normalisasi Sungai Sadar


Mojokerto-(satujurnal.com)
DPRD Kota Mojokerto menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas terkait proyek normalisasi Sungai Sadar yang tengah digarap PT Brantas Apbipar (Persero), Senin (21/1/2019).

Dalam RDP yang menghadirkan Kasatker PJSA Brantas, Zuhairi, dan Netro Handoyo, konsultan supervisi, Kepala Dinas PUPR Mashudi, Plt Kepala Bappeko Ruby Hartoyo dan Kabag Pembangunan Agus tersebut, kalangan Dewan tidak saja meminta progres report proyek normalisasi Sungai Sadar sepanjang 3,5 kilometer senilai Rp 40 miliar itu, namun juga memaparkan sejumlah persoalan yang mengemuka di masyarakat terkait proyek multi years yang kini memasuki tahun ketiga atau tahun terakhir tersebut.

“RDP terkait pertanyaan dan usulan dari masyarakat yang kita tampung. Karena kita wakil daripada masyarakat, kita gunakan tupoksi yang kita miliki dalam hal pengawasan,” kata Ketua DPRD Kota Mojokerto, Febriana Meldyawati usai RDP.

Menurut Melda, sapaan politisi PDI Perjuangan tersebut, meski muncul banyak hal yang diutarakan anggota Dewan terkait kondisi Sungai Sadar yang semula mengalami penyempitan dan pendangkalan, serta menjadi daerah langganan banjir, namun BBWS Brantas optimis jika mega proyek itu bakal kelar lebih cepat dari jadwal.

“Itu tadi sudah disampaikan, ada rasa optimis (penyelesaian proyek) bisa maju dari jadwal penyelesaian13 Desember 2019,” ujarnya.

Justru yang harus dikuatkan, lanjut Melda, yakni antara eksekutif, legislatif dan BBWS Brantas yang notabene punya gawe, yakni sinergitas.

“Program pengendalian banjir tidak terhenti setelah proyek BBWS Brantas. Namun harus ada program berkesinambungan sampai tahun-tahun berikutnya. Seperti penanganan persoalan limbah, jembatan dan lainnya,” tandasnya.

Sorotan para wakil rakyat muncul lantaran proyek BBWS Brantas memicu penilaian minor masyarakat. Dari persoalan sedimen, avor hingga rusaknya sejumlah infrastruktur jalan akibat munculnya proyek normalisasi tersebut.

“Keinginan kita sama, dalam hal ini membawa aspirasi warga, yakni penanganan masalah banjir bisa selesai, dalam arti meminimalisir,” kata Kepala Dinas PUPR Mashudi menambahkan.

Menurut Mashudi, saat ini kedalaman Sungai Sadar yang turun 60 centimeter menjadi kabar baik pula. Lantaran sejauh ini tak muncul luapan air tatkala intensitas hujan tinggi.

Yang harus digarap bareng, kata Mashudi, yakni kaji ulang penanganan banjir. “Kaji ulang perlu dilakukan, karena pekerjaannya tidak bisa trial and error,” tandasnya.

Sebelumnya, pihak BBWB Brantas yang memaparkan progres report proyek Sungai Sadar menyebut proyek Sungai Sadar yang mulai digarap 13 Desember 2017 hampir dipastikan akan rampung bulan Oktober 2019 mendatang.

“Panjang Sungai Sadar 23 kilometer. Yang masuk wilayah Kota Mojokerto 3,5 kilometer,” kata Kasatker PJSA Brantas, Zuhairi.

Pekerjaan utama, kata Zuhairi, yakni normalisasi Sungai Sadar dengan cara pengerukan dan pengangkatan sedimen.

“Diharapkan setelah proyek ini selesai, masyarakat sekitar Sungai Sadar akan terhindar dari banjir,” ujarnya.

Meski pekerjaan utama adalah normalisasi Sungai Sadar, lanjut dia, banyak persoalan menyangkut avor yang harus disentuh terlebih dahulu.

BBWS Brantas tak menampik jika muncul kerusakan infrastruktur jalan mengiringi proyek multi year tersebut.

“Kami siap merekondisi infrastruktur yang rusak akibat proyek ini. Namun juga perlu diketahui, pembuangan limba pabrik sepatu di Tropodo di Sungai Sadar juga menimbulkan limbah bau yang tidak sedap. Ini juga yang sejatinya dikeluhkan warga,” ungkap Zuhairi. (one/adv.)



Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional