Peringati Tujuh Tahun Paguyuban, Para ‘Sugeng’ Kopi Darat di Desa Sugeng - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Peringati Tujuh Tahun Paguyuban, Para ‘Sugeng’ Kopi Darat di Desa Sugeng


Mojokerto-(satujurnal.com)
Ratusan orang dengan unsur nama sama berkumpul di tempat dengan nama yang sama pula. Ini yang tampak di Desa Sugeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (14/11/2015).

Mereka, pemilik unsur nama ‘Sugeng’ ini tengah berkumpul di Desa Sugeng, memperingati tujuh tahun berdirinya Paguyuban Sugeng (PS) dengan menggelar bhakti sosial dan aksi tanam 1.000 bibit pohon sengon.

“Kami kopi darat untuk memperingati tujuh tahun berdirinya PS di desa yang memiliki nama sama dengan ikon kami. Selain kopi darat, berbagai kegiatan sosial kami gelar, diantaranya penanaman pohon sengon. Semoga bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Sekretaris PS, Sugeng Suratno.

Kopi darat menjadi istilah yang akrab ditelinga anggota PS untuk menyebut silaturahmi antar anggota. Seperti kopi darat kali ini yang diikuti ratusan anggota PS yang datang dari berbagai daerah.

PS, lanjut Sugeng Suratno, selain silaturahmi, kegiatan yang paling sering mereka gelar yakni sunatan massal, santunan yatim piatu dan memberikan bantuan pada anggota yang tidak punya kemampuan fisik dan ekonomi.

"Selain kegiatan sosial, paguyuban yang dibentuk atas dasar solidaritas itu, Paguyuban Sugeng telah memiliki lembaga keuangan Sugeng Peduli Sugeng. Semacam lembaga pendanaan untuk seluruh Sugeng dan keluarganya kalau ada permasalahan. Paguyuban ini juga punya rintisan koperasi yang berfungsi untuk mensejahterakan anggotanya," katanya.

Paguyuban juga membikin website serta Warung Online PS. Mereka juga membuat atribut serta merchandise PS.

Menurut Ketua Umum PS, Sugeng Riyadi, PS resmi dibentuk pada 9 November 2008. Yang menarik, keberadaan PS justru bermula dari rasa penasaran seorang warga Malaysia yang bernama Sugeng Jabri.

Di Malaysia, nama Sugeng tergolong aneh. Karena itu, Sugeng Jabri kadang merasa terasing.
Jabri pun makin penasaran apakah hanya dirinya yang memiliki nama langka itu. "Dia asli orang Malaysia. Mungkin ada nenek moyangnya yang orang Indonesia, makanya namanya Sugeng," jelas Sugeng Riyadi.

Puncaknya, pada 2006, Jabri mencoba mencari nama Sugeng di laman Yellow Pages Malaysia. Sesuai dugaannya, di seluruh penjuru Malaysia, hanya ada lima orang bernama Sugeng. Rasa penasaran Jabri pun kian menjadi. Dia lantas kembali mencari "Sugeng" lewat situs jejaring sosial yang tengah tren saat itu, Friendster.

Kian banyaknya situs jejaring sosial kian mempermulus langkah Sugeng Jabri untuk ‘menjaring’ nama Sugeng. Komunikasi melalui jejaring media sosial pun kian terbangun hingga terkumpul ribuan orang dengan unsur nama Sugeng. Mereka yang mendaftar dengan bukti KTP akan diberikan nomor keanggotaan di belakang nama karena semua anggota bernama Sugeng.
"Dulu lewat Friendster dan belum ada Facebook atau Twitter. Kita juga membuat grup mailing list lewat Yahoo Group. Dari tahun ke tahun, jumlah anggota paguyuban semakin bertambah. Bahkan pada tahun 2012 pernah mendapat penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia atau MURI dengan jumlah anggota kami sekitar 1.500 lebih orang dengan nama Sugeng,”  kata pemilik nama panggilan Sugeng007 di PS tersebut.

Ternyata nama Sugeng yang mempunyai arti selamat tidak hanya identik dengan nama laki-laki. Dari ribuan nama Sugeng yang terdaftar di Paguyupan Sugeng terdapat enam nama Sugeng yang dimiliki perempuan. Salah satunya, Sugeng Winarsih (37) asal Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.

"Nama saya asli Sugeng Winarsih dan tergabung dalam Paguyupan Sugeng sejak tahun 2010. Ada enam perempuan dengan nama Sugeng di Paguyupan Sugeng, dari Jateng ada dua yakni Sugeng Rahayu dan Sugeng Sri Lestari. Kalimantan nama belakangnya juga Sugeng dari nama bapak, kemudian Nani Sugeng dari Jakarta dan Handayani Sugeng dari Malang," ungkapnya.

Saat ini, anggota resmi Paguyupan Sugeng sudah mencapai 1.374 orang dari 7.540 lebih anggota di Facebook. Menurutnya, hanya satu yang berwarga negara Malaysia dan sisanya Warga Negara Indonesia (WNI) baik di dalam maupun luar negeri. Anggota termuda, baru lahir bulan Agustus lalu dan tertua Sugeng Budiono (65) dari Jakarta.

PS, imbuh Sugeng, menargetkan bisa merangkul sebanyak mungkin pemilik nama Sugeng. “Kami terus menghimbau para anggota untuk mengajak serta ‘ Sugeng’ yang belum bergabung dalam PS. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional