Jombang-(satujurnal.com)
Warga Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang gempar, menyusul ditemukannya Umul Hidayati (30), dalam kondisi sudah tak bernyawa bersimbah darah dengan leher tergorok, Selasa (23/10).
Ironisnya, pembunuhan sadis yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 10:00 WIB itu dilakukan oleh Wahyudi (30), keponakannya korban.
Saat itu, di rumah korban hanya ada tiga orang, Umul Hidayati dan anaknya yang masih berusia 9 bulan serta Wahyudi. Sementara orang tua korban tengah keluar rumah untuk belanja. Beberapa waktu kemudian tatkala orang tua korban kembali kerumah, didapati Umul Hidayati terkapar bersimbah darah di depan kamar tidurnya. Tak jauh dari rumah Umul Hidayati, terlihat Wahyudi tetap memegang pisau yang masih meneteskan darah. Teriakan histeris langsung pecah. Tak syak, warga sekitar pun berdatangan.
Sokib, salah satu tetangga korban menyatakan, saat masuk rumah korban, dirinya melihat Umul Hidayati terkapar di lantai dengan leher tergorok dan bersimbah darah. Sedangkan pelaku berada di depan rumah. "Pisau yang digunakan melukai korban juga dibuang di depan rumah," tuturnya.
Sokib mengaku saat itu belum mengetahui pasti kondisi korban, apakah sudah meninggal atau belum. Ia pun lantas melapor ke Polsek Jogoroto.
Mendapat laporan, petugas segera berdatangan ke lokasi. Tersangka Wahyudi pun ditangkap, dan korban yang ternyata sudah tewas langsung diangkut ke ruang jenazah RSUD Jombang.
Menurut Sokib, antara korban dan pelaku masih berhubungan darah. Pelaku merupakan keponakan korban. “Wahyudi baru sekitar 10 hari pulang kembali ke kampung halamannya, setelah lama merantau di Kalimantan,” ungkap dia.
Kepala Subbag Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo mengatakan, pelaku beserta barang bukti sebilah pisau sudah diamankan pihaknya. Sementara terkait motif pembunuhan, kini masih dalam penyelidikan. “Leher korban nyaris putus akibat gorokan sang keponakan,” ucap Sugeng.
Namun demikian, polisi masih belum memperoleh petunjuk tentang motif di balik kenekatan pelaku.
Diduga kuat, kenekatan Wahyudi dipicu ketersinggungannya akibat dinasihati oleh sang bibi, agar pelaku mengubah perilakunya yang suka menenggak minuman keras (miras) dan narkoba jenis pil koplo alias dobel L. Seperti diutarakan M Kholil, Kepala Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Jombang. ““Kemungkinan karena tidak terima dinasihati, korban akhirnya dihabisi. Kemungkinan seperti itu," katanya.
Kapolres Jombang, AKBP Tri Bisono Soemiharso belum berani memastikan motif pembunuhan tersebut. Karena saat ini anggotanya sedang melakukan penyelidikan, termasuk masih meminta keterangan saksi dan juga pelaku.
Kapolres juga belum berani mernyimpulkan kondisi kejiwaan pelaku. "Kita tunggu dulu hasil pemeriksaan. Pelaku sudah kita amankan di Polres, sedangkan korban kita bawa ke RSUD sakit untuk menjalani otopsi," kata Tri Bisono. (amr)
Warga Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang gempar, menyusul ditemukannya Umul Hidayati (30), dalam kondisi sudah tak bernyawa bersimbah darah dengan leher tergorok, Selasa (23/10).
Ironisnya, pembunuhan sadis yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 10:00 WIB itu dilakukan oleh Wahyudi (30), keponakannya korban.
Saat itu, di rumah korban hanya ada tiga orang, Umul Hidayati dan anaknya yang masih berusia 9 bulan serta Wahyudi. Sementara orang tua korban tengah keluar rumah untuk belanja. Beberapa waktu kemudian tatkala orang tua korban kembali kerumah, didapati Umul Hidayati terkapar bersimbah darah di depan kamar tidurnya. Tak jauh dari rumah Umul Hidayati, terlihat Wahyudi tetap memegang pisau yang masih meneteskan darah. Teriakan histeris langsung pecah. Tak syak, warga sekitar pun berdatangan.
Sokib, salah satu tetangga korban menyatakan, saat masuk rumah korban, dirinya melihat Umul Hidayati terkapar di lantai dengan leher tergorok dan bersimbah darah. Sedangkan pelaku berada di depan rumah. "Pisau yang digunakan melukai korban juga dibuang di depan rumah," tuturnya.
Sokib mengaku saat itu belum mengetahui pasti kondisi korban, apakah sudah meninggal atau belum. Ia pun lantas melapor ke Polsek Jogoroto.
Mendapat laporan, petugas segera berdatangan ke lokasi. Tersangka Wahyudi pun ditangkap, dan korban yang ternyata sudah tewas langsung diangkut ke ruang jenazah RSUD Jombang.
Menurut Sokib, antara korban dan pelaku masih berhubungan darah. Pelaku merupakan keponakan korban. “Wahyudi baru sekitar 10 hari pulang kembali ke kampung halamannya, setelah lama merantau di Kalimantan,” ungkap dia.
Kepala Subbag Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo mengatakan, pelaku beserta barang bukti sebilah pisau sudah diamankan pihaknya. Sementara terkait motif pembunuhan, kini masih dalam penyelidikan. “Leher korban nyaris putus akibat gorokan sang keponakan,” ucap Sugeng.
Namun demikian, polisi masih belum memperoleh petunjuk tentang motif di balik kenekatan pelaku.
Diduga kuat, kenekatan Wahyudi dipicu ketersinggungannya akibat dinasihati oleh sang bibi, agar pelaku mengubah perilakunya yang suka menenggak minuman keras (miras) dan narkoba jenis pil koplo alias dobel L. Seperti diutarakan M Kholil, Kepala Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Jombang. ““Kemungkinan karena tidak terima dinasihati, korban akhirnya dihabisi. Kemungkinan seperti itu," katanya.
Kapolres Jombang, AKBP Tri Bisono Soemiharso belum berani memastikan motif pembunuhan tersebut. Karena saat ini anggotanya sedang melakukan penyelidikan, termasuk masih meminta keterangan saksi dan juga pelaku.
Kapolres juga belum berani mernyimpulkan kondisi kejiwaan pelaku. "Kita tunggu dulu hasil pemeriksaan. Pelaku sudah kita amankan di Polres, sedangkan korban kita bawa ke RSUD sakit untuk menjalani otopsi," kata Tri Bisono. (amr)
Social