Pendirian Sekolah Inklusif Dimatangkan - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Pendirian Sekolah Inklusif Dimatangkan

Sunarto - Ketua Komisi III

Mojokerto-(satujurnal.com)
Sekolah inklusif, sekolah yang memadukan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan tengah digagas legislatif dan eksekutif Pemkot Mojokerto. Pertimbangan mengusung sekolah inklusif, selain landasan yuridis, juga secara empiris banyak anak berkebutuhan khusus (ABK) yang berhak mendapat kesempatan yang sama seperti anak tanpa berkebutuhan khusus.

“Pendidikan inklusif sebagai pendidikan yang menempatkan semua peserta didik berkebutuhan khusus dalam sekolah reguler sepanjang hari sudah saatnya diwujudkan di Kota Mojokerto. Secara empiris, banyak ABK di wilayah Kota Mojokerto yang seharusnya bisa mengenyam pendidikan di sekolah reguler terpaksa menempuh di SLB (sekolah luar biasa). Padahal, seharusnya mereka mendapat hak yang sama untuk belajar di sekolah reguler, seperti tertuang dalam peraturan menteri (Permendiknas No.70/2009) dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 6/2011,” Ketua Komisi III (kesra) DPRD Kota Mojokerto, Sunarto, Selasa (23/10).

Itok, sapaan akrab politisi PDI-P tersebut mengatakan, dalam aturan menteri itu beberapa kriteria siswa dapat dimasukkan dalam sekolah inklusi. Selain kategori tuna wicara, daksa, rungu, juga korban narkoba serta obat-obatan terlarang juga diakomodir. ’’Mereka bisa diakomodir dalam sekolah inklusif,’’ ujarnya.).

Ia pun menekankan, bahwa siswa memiliki hak yang sama tanpa dibeda-bedakan berdasarkan perkembangan individu, sosial, dan intelektual. Perbedaan yang terdapat dalam diri individu harus disikapi dunia pendidikan dengan mempersiapkan model pendidikan yang disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan individu tersebut. “Perbedaan bukan lantas melahirkan diskriminasi dalam pendidikan, namun pendidikan harus tanggap dalam menghadapi perbedaan,” tandas Itok.

Sementara itu, Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto, Budwi Sunu menyatakan, saat ini pihaknya tengah menggodok rencana pendirian sekolah inklusi. Penggodokan mulai sisi penganggaran dan persiapan pembuatan aturan main.

Diterangkan, pada sekolah inklusi nantinya minimal dapat menampung satu siswa special need dan maksimal lima siswa. ’’Masih kita godok. Saat ini pemetaan siswa inklusif masih dilakukan,’’ ungkap Budwi. Pihaknya, berharap tahun depan sekolah inklusif di Kota Mojokerto dapat terealisasi. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional