- Terkait Pernyataan Sutan Bhatoegana
 |
| Edy Prayitno |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Tudingan politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana jika lengsernya KH Abdul Rachman Wahid (Gus Dur) dari kursi kepresidenan lantaran terlibat kasus Bulloggate dan Brunaigate menuai kecaman teras kalangan nahdliyin. Seperti yang ditunjukkan pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Mojokerto. Tidak saja meluncurkan kecaman, secara kelembagaan Ansor Kota Mojokerto melayangkan somasi ke anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI tersebut melalui DPC Partai Demokrat setempat.
“Pernyataan Sutan Bhatoegana sarat fitnah. Statemen dia sangat melukai kaum nadliyin. Kami tidak bisa mendiamkan begitu saja. Makanya, secepatnya kami layangkan somasi ke DPP Demokrat melalui pengurus daerahnya. (DPC PD Kota Mojokerto). lontar Ketua GP Ansor Edy Prayitno, Rabu (28/11/2012).
Setidaknya, ujar Edy, tiga tuntutan dalam somasi, yakni, meminta kepada ketua dewan pembina Partai Demokrat SBY untuk memecat Sutan Bhatoegana, baik dari pengurus partai maupun dari DPR RI. Kedua, Sutan Bhatoegana harus meminta maaf kepada seluruh umat NU secara terbuka." Ketiga kita meminta agar dia (Sutan Bathoegana nyekar ke makam Gus Dur sebagai wujud permintaan maafnya," tegasnya.
Sebagai politikus sekaligus tokoh, lanjut Edy, Sutan Bathogana tak sepatutnya melontarkan komentar tanpa dasar itu. Komentar yang dilontarkan itu lebih pada penghinaan kepada Gus Dur."Sebagai tokoh bangsa dan mantan presiden, Gus Dur harus dihormati," katanya.
Edy mengatakan, langkah yang dilakukan lembaganya tidak cukup sebatas somasi. Dimungkinkan akan menggelar unjuk rasa. “Ke arah sana (demo) ada. Tapi, tapi kita masih rapatkan dengan pengurus," jelasnya.
Pernyataan Sutan tersebut disampaikan dalam diskusi tentang BP Migas di DPD RI pada Jumat (23/11/2012) lalu. Dalam diskusi itu Sutan Bhatoegana menyatakan bahwa Gus Dur diberhentikan dari jabatan presiden karena dugaan korupsi Buloggate dan Bruneigate. (one)
Tudingan politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana jika lengsernya KH Abdul Rachman Wahid (Gus Dur) dari kursi kepresidenan lantaran terlibat kasus Bulloggate dan Brunaigate menuai kecaman teras kalangan nahdliyin. Seperti yang ditunjukkan pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Mojokerto. Tidak saja meluncurkan kecaman, secara kelembagaan Ansor Kota Mojokerto melayangkan somasi ke anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI tersebut melalui DPC Partai Demokrat setempat.
“Pernyataan Sutan Bhatoegana sarat fitnah. Statemen dia sangat melukai kaum nadliyin. Kami tidak bisa mendiamkan begitu saja. Makanya, secepatnya kami layangkan somasi ke DPP Demokrat melalui pengurus daerahnya. (DPC PD Kota Mojokerto). lontar Ketua GP Ansor Edy Prayitno, Rabu (28/11/2012).
Setidaknya, ujar Edy, tiga tuntutan dalam somasi, yakni, meminta kepada ketua dewan pembina Partai Demokrat SBY untuk memecat Sutan Bhatoegana, baik dari pengurus partai maupun dari DPR RI. Kedua, Sutan Bhatoegana harus meminta maaf kepada seluruh umat NU secara terbuka." Ketiga kita meminta agar dia (Sutan Bathoegana nyekar ke makam Gus Dur sebagai wujud permintaan maafnya," tegasnya.
Sebagai politikus sekaligus tokoh, lanjut Edy, Sutan Bathogana tak sepatutnya melontarkan komentar tanpa dasar itu. Komentar yang dilontarkan itu lebih pada penghinaan kepada Gus Dur."Sebagai tokoh bangsa dan mantan presiden, Gus Dur harus dihormati," katanya.
Edy mengatakan, langkah yang dilakukan lembaganya tidak cukup sebatas somasi. Dimungkinkan akan menggelar unjuk rasa. “Ke arah sana (demo) ada. Tapi, tapi kita masih rapatkan dengan pengurus," jelasnya.
Pernyataan Sutan tersebut disampaikan dalam diskusi tentang BP Migas di DPD RI pada Jumat (23/11/2012) lalu. Dalam diskusi itu Sutan Bhatoegana menyatakan bahwa Gus Dur diberhentikan dari jabatan presiden karena dugaan korupsi Buloggate dan Bruneigate. (one)
Social