TPA Jombang saat dikunjungi konsultan. (ft:istimewa) |
- - Bantuan TPA 2007 Rp 1 Miliar
Muspro
Jombang-(satujurnal.com)
Pengembangan sistem pengelolaan
sampah terpadu di Kabupaten Jombang bakal dilangsungkan mulai tahun 2013.
Menyusul kepastian direalisasinya hibah dari Kreditanstalt fuer Wiederaufbau
(KfW) Jerman sebesar Rp 135 miliar. Dengan dana miliaran rupiah itu, Di
TPA (tempat pembuangan akhir) Jombang akan diadakan program sanitary land field
atau control landfield.
Kepala Dinas PU Ciptakarya,
Pertamanan dan Kebersihan Kabupaten Jombang, Yudi A mengatakan, bantuan yang
akan turun dari KFW Jerman lengkap untuk penanganan masalah sampah yang ada di
Jombang. Dana tersebut termasuk untuk infrastruktur, penutupan sub TPA dan
pembangunan instalasi pemilahan dan pengomposan. “Selain itu, untuk pembangunan
sistem pengelolaan gas TPA masih tergolong baru dan beberapa kota masih belum
menerapkan. Jadi, ini hal baru yang pertama kali diterapkan,” katanya, Kamis
(29/11/2012)
Selain Kabupaten Jombang, terdapat empat daerah lagi yang menjadi
sasaran KFW Jerman, yakni Kabupaten dan Kota
Malang, Kota Jambi, Kabupaten Jombang, Kabupaten Sidoarjo, serta
Kabupaten dan Kota Pekalongan. Total dana hibah yang dikucurkan KFW Jerman
senilai US US$100 juta atau sekitar Rp900 miliar
Dana hibah tersebut disalurkan
dalam bentuk Emission Reduction in Cities-Solid Waste Management (ERC-SWM)
antara Ditjen Bina Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dengan Kreditanstalt
fuer Wiederaufbau (KfW) Jerman.
Bantuan yang bakal turun
merupakan bantuan jilid II . Karena tahun 2007 silam, Kabupaten Jombang
mendapat bantuan mesin senilai Rp 1 miliar dari lembaga serupa. Diantaranya, 3
unit mesin pengolah kompos dari pencacah, penyaring hingga pengaduk. 1 unit
mesin pengolah sampah dari bahan plastik, untuk pengering, pengepak atau
pengepres sampah plastik. Sayangnya, mesin tersebut tidak dapat dioperasikan
secara maksimal. Hanya mesin komposting yang bisa di operasionalkan. Itu pun
setelah dimodifikasi.
“Bantuan alat atau mesin yang
kita terima itu memang tidak bisa dioperasikan semua. Hanya mesin komposting
yang bisa digerakkan. Itu pun setelah dimodifikasi,” aku Yudi.
Ia menyebut kendala teknis
sebagai biang tak maksimalnya pemanfaatan bantuan alat tersebut. “Pada saat
itu, kita menerima bantuan alat. dan kita menyediakan tempat untuk peralatan
tersebut. Namun ketika peralatan tiba, tenaga tekhnis pemasangan alat bantuan sangat terbatas. Tidak hanya itu, kondisi
lapangan juga kurang sesuai dengan alat yang ada. Sehingga alat bantuan itu
harus dimodifikasi terlebih dahulu baru bisa dioperasionalkan," katanya.
(bir)
Social