 |
| RTH Mojoagung, Jombang (istimewa) |
Jombang-(satujurnal.com)
Ruang terbuka hijau (RTH) yang dibangun diatas tanah bekas bangunan pasar Mojoagung yang dirancang sebagai salah satu ruang terbuka sekaligus sarana rekreasi keluarga sekaligus untuk sarana transit peziarah makam Betek Mojoagung itu ternyata belum berfungsi secara optimal. Padahal, Pemkab Jombang mengucurkan dana APBD 2007 Rp 1,6 miliar untuk proyek RTH tersebut. Warga berharap terjadi penambahan fasilitas seperti sarana bermain anak-anak.
Yang tampak menonjol, hanya pondasi serta beberapa ornamen dan saluran air serta tanaman. Sayangnya, jika siang hari fasilitas umum itu jarang dikunjungi oleh masyarakat karena pepohonan yang ditanam masih belum mampu mengusir teriknya matahari. sehingga hanya beberapa bagian saja yang dipergunakan oleh masyarakat pada siang hari untuk berteduh dari sengatan panas matahari.
“Pembangunan taman atau RTH ini kita harapkan dapat menjadi sarana rekreasi keluarga atau tempat beristirahat di siang hari. Tapi sampai saat ini hanya beberapa tempat saja yang bisa dipergunakan untuk berteduh di siang hari, “ ungkap Naim, warga sekitar.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, bila pada beberapa waktu lampau ketika lampu - lampu masih belum terpasang. tempat tersebut hanya digunakan oleh para muda mudi berpacaran pada malam hari.
Yang melegakan, penerangan RTH saat ini cukup baik dan relatif bagus. Kondisi ini berbeda beberapa waktu lalu. Setidaknya ruang terbuka tidak dijadikan ajang mesum muda-mudi.
“Saat belum terpasang lampu, tempat ini dimanfaatkan pasangan muda-mudi untuk berpacaran. Jelas muncul kesan negatif. Karena, RTH berada tepat di depan Masjid Besar Mojoagung,” ungkap Naim.
Yang diharapkan warga, lanjut Naim, Pemkab Jombang menambah sarana bermain anak-anak di area RTH. “Sayang kalau RTH yang sekarang sudah ramai dikunjungi masyarakat tanpa ada fasilitas untuk anak-anak,” tukasnya. (bir)
Ruang terbuka hijau (RTH) yang dibangun diatas tanah bekas bangunan pasar Mojoagung yang dirancang sebagai salah satu ruang terbuka sekaligus sarana rekreasi keluarga sekaligus untuk sarana transit peziarah makam Betek Mojoagung itu ternyata belum berfungsi secara optimal. Padahal, Pemkab Jombang mengucurkan dana APBD 2007 Rp 1,6 miliar untuk proyek RTH tersebut. Warga berharap terjadi penambahan fasilitas seperti sarana bermain anak-anak.
Yang tampak menonjol, hanya pondasi serta beberapa ornamen dan saluran air serta tanaman. Sayangnya, jika siang hari fasilitas umum itu jarang dikunjungi oleh masyarakat karena pepohonan yang ditanam masih belum mampu mengusir teriknya matahari. sehingga hanya beberapa bagian saja yang dipergunakan oleh masyarakat pada siang hari untuk berteduh dari sengatan panas matahari.
“Pembangunan taman atau RTH ini kita harapkan dapat menjadi sarana rekreasi keluarga atau tempat beristirahat di siang hari. Tapi sampai saat ini hanya beberapa tempat saja yang bisa dipergunakan untuk berteduh di siang hari, “ ungkap Naim, warga sekitar.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, bila pada beberapa waktu lampau ketika lampu - lampu masih belum terpasang. tempat tersebut hanya digunakan oleh para muda mudi berpacaran pada malam hari.
Yang melegakan, penerangan RTH saat ini cukup baik dan relatif bagus. Kondisi ini berbeda beberapa waktu lalu. Setidaknya ruang terbuka tidak dijadikan ajang mesum muda-mudi.
“Saat belum terpasang lampu, tempat ini dimanfaatkan pasangan muda-mudi untuk berpacaran. Jelas muncul kesan negatif. Karena, RTH berada tepat di depan Masjid Besar Mojoagung,” ungkap Naim.
Yang diharapkan warga, lanjut Naim, Pemkab Jombang menambah sarana bermain anak-anak di area RTH. “Sayang kalau RTH yang sekarang sudah ramai dikunjungi masyarakat tanpa ada fasilitas untuk anak-anak,” tukasnya. (bir)
Social