Barang Bekas Berkualitas di Pasar Loak Tunggorono - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Barang Bekas Berkualitas di Pasar Loak Tunggorono


BARANG BEKAS namun berkualitas dengan harga yang relatif miring bisa didapat di pasar loak Tunggorono, Jombang. Di pasar yang segmentatif ini pedagang menjajakan berbagai asesoris motor, limbah bekas motor dan mobil dari bodi, rangka sampai beberapa bagian mesin yang dikanibal. Kios barang-barang antik pun bisa ditemukan di pasar second ini.

Tentu saja, karena barang yang ditawarkan bukan barang baru tangan pertama atau sudah melewati pengalihan menjadi barang tangan kedua dan seterusnya, pembeli harus cermat. Selain memperhatikan kondisi barang yang akan dibeli, para pembeli juga harus pandai-pandai memilih barang bekas yang diminati.

(ft:istimewa)
Soal mutu barang, terbilang relatif. Karena tidak serta merta barang bekas mengandaikan sebuah barang yang bermutu rendah. Rata-rata pembeli yang ditemui satujurnal.com mengaku cukup puas berburu barang di pasar yang sebelumnya difungsikan untuk pasar hewan ini. “Barang-barang orisinil, meski bekas, sering saya temukan disini,” ujar Yoyok, warga Mojoagung, Jombang.  

Harga yang ditawarkan, menurut beberapa pembeli, relatif murah. “Tapi ya harus pandai-pandai menawar. Biasanya, harga dilepas antara enampuluh sampai tujuhpuluh lima persen dari harga yang ditawarkan,” kata Adi, warga Kertosono yang mengaku hampir setiap sepekan sekali berburu onderdil sepeda motor.

Pedagang pasar loak Tunggorono melihat, lahan dagang barang bekas memiliki prospek baik. Karena aktivitas retail barang bekas di pasar ini relatif stabil. Nilai ekonomis dari barang bekas yang dijadikan komoditas utama disebut tidak kalah jika dibanding barang baru.

“Barang bekas yang saya jual barang-barang orisinil yang masih bisa dimanfaatkan lagi,” kata Sugeng Hari Adi, salah seorang pedagang barang - barang bekas yang ada di  pasar loakTunggorono. 

Yang banyak diburu pembeli, kata Sugeng, suku cadang mesin tertentu produk luar negeri yang tidak ada lagi di pasaran karena memang tidak diproduksi lagi. “Semakin langkah onderdilnya, nilai jualnya semakin tinggi,” imbuhnya.

Soal asal muasal barang, Sugeng mengaku ia dapat dari pengepul barang bekas. “Kebanyakan kiriman pengempul. Tapi kadang juga saya membeli dari pemilik langsung yang melepas barangnya karena dianggap tidak bisa dimanfaatkan lagi,” katanya.

Beda dengan Sugeng, Mus, salah satu pedagang souvenir bekas mengaku omzet penjualannya belakangan agak menurun. “Tidak seperti penjualan onderdil, akhir-akhir ini penjualan souvenir merosot. Terutama souvenir yang berusia tua,” ucapnya.

Bukan lantaran souvenir tak diminati, menurut Mus, karena pembeli masih menimbang-nimbang untuk membeli souvenir daripada kebutuhan lain yang lebih mendesak. “Yang melihat banyak, yang minat beli sedikit sekali,” ujarnya. (jabir)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional