Digempur Produk Pabrikan, Perajin Sepatu Kolaps - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Digempur Produk Pabrikan, Perajin Sepatu Kolaps

Salah satu aktivitas produksi sepatu skala kecil di Kabupaten Mojokerto

- Incar Pengadaan Sepatu Perangkat Desa, Terganjal GPS

Mojokerto-(satujurnal.com)
Perajin sepatu berskala kecil di wilayah Kabupaten Mojokerto kian terpuruk. Omset penjualan mulai terjun bebas, lantaran sepinya order.

Terjadi kondisi yang demikian karena perajin alas kaki yang notabene pengusaha kecil harus ‘berhadapan’ dengan produk pabrikan dan serbuan sepatu produk China yang relatif lebih murah. Pun bahan baku kulit dan lem yang menjadi bahan utama alas kaki berjenis sepatu harganya terus melambung. Tak pelak, meski berkwalitas apik tak kalah dengan produk pabrikan, namun lantaran mahalnya bahan baku, mereka tak mampu bersaing harga.

Sebagian dari mereka kini mulai beralih ke produk sandal, khususnya sandal perempuan, kendati pun pesanan masih berskala kecil. “Beralih memproduksi sandal perempuan sekedar untuk bertahan saja,” aku Alfan, perajin alas kaki.

Jika kondisi persepatuan masih saja seperti saat ini, Alfan memperkirakan, ratusan perajin sepatu gulung tikar.

Ujar Alfan, sebenarnya Pemkab Mojokerto membantu melebarkan ruang usaha perajin melalui promo produk daerah di berbagai even berskala regional dan nasional. Selain itu, Pemkab juga mendirikan Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) untuk akses pemasaran.

“Memang ada upaya dari Pemkab, tapi jujur, order kami tidak terdongkrak karena promo dan PPST. Bagi pengusaha kecil, yang dibutuhkan saat ini yakni solusi yang pas agar tak lesu lagi,” katanya.

Aris, salah satu perajin sepatu mengatakan, saat ini para perajin sepatu berskala kecil berharap mendapat order langsung dari Pemkab. Menyusul kabar rencana pengadaan sepatu untuk seluruh perangkat desa yang bakal digarap Gabungan Pengusaha Sepatu (GPS) Mojokerto.

“Pengusaha kecil seperti saya tentunya berharap dilibatkan dalam pengadaan itu. Tapi kalau hanya GPS yang diberi order, tentunya sangat tidak adil. Setidaknya kami juga diperlakukan sama,” cetus Aris. (bir)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional