Walikota Abdul Gani Suhartono saat berdialog dengan ketua Hipam |
Walikota
Mojokerto, Abdul Gani Suhartono mengaku kecewa berat dengan sikap pedagang
kreatif lapangan (PKL) Alon-alon Kota Mojokerto yang dinilai melecehkan
pemerintah kota. Sikap kecewa orang
nomor wahid di Pemkot Mojokerto itu dicetuskan saat peresmian penggunaan area
relokasi PKL Alon-alon di kawasan jalan Benteng Pancasila (Benpas), Jum’at
(21/12/2012) pagi tadi.
“Terus
terang saya sangat kecewa. Saat peresmian relokasi yang seharusnya disambut
baik, malah kita disodori rombong-rombong kotor yang sengaja
diletakkan secara berserakan,” lontar Gani.
Diingatkan
Gani, upaya Pemkot merelokasi di kawasan Benpas yakni untuk menata PKL
sekaligus memberikan pembinaan. “Persiapan relokasi ini tidak main-main.
Miliaran rupiah uang negara terserap untuk kepentingan ini. PKL kita pindahkan
ke Benpas agar di Kota Mojokerto ada sentra kuliner. “Tapi ternyata mereka
tidak menyambut dengan baik,” ujarnya kesal.
Amatan
satujurnal.com, Dari ratusan bedak yang disediakan, hanya tampak beberapa
gelintir saja yang mulai menggelar dagangannya. Yang tampak, rombong-rombong
dan meja serta gantungan pakaian yang berserakan. Beberapa pedagang hanya
menonton ceremonial dari kejauhan.
Tatkala
Gani melewati satu lorong, mimik kekecewaan tampak menguat. Harlistyati, Kepala
Diskoperindag yang mendampingi tampak tak jenak. Fredi, Ketua Hipam
(himpunan pedagang alon-alon kota Mojokerto) pun tak luput dari luapan amarah
Gani.
Suara
sumbang yang dibungkus yel-yel ‘hidup pak Gani !’ secara bersautan dari
sejumlah PKL saat Fredi menjawab beberapa pertanyaan Gani seolah
menunjukkan sikap ‘protes’ hasil relokasi.
“Apalagi
yang diinginkan PKL. Soal berapa yang diakomodir, semuanya sudah final. Harusnya
PKL Konsekwen. Tidak lantas menyodorkan pemandangan begini,” ujar Gani, berang.
Gani
pun mengancam akan menarik fasilitas (bedak) ke PKL yang berseberangan. ““Tidak
perlu membuat ulah. Kalau tidak suka, ya mundur saja atau kita yang tarik,”
tandasnya.
Pendataan
PKL yang akan direlokasi ke Benpas, kata Gani, sudah final sejak bulan Mei 2012
lalu. Namun ternyata Himpam menyodorkan data tandingan dengan jumlah PKL yang
lebih banyak. “Jumlah PKL yang disodorkan ke Pemkot membengkak dari jumlah riil
pendataan bulan Mei. Tapi persoalan itu sudah selesai. Ditandai dengan
pengundian bedak,” ungkapnya.
Jika
ternyata PKL yang ‘mokong’ masih memilih bertahan di Alon-alon, Gani menyatakan
tidak akan memberi toleransi dalam bentuk apa pun. “Mulai hari ini Alon-alon
Kota Mojokerto steril dari PKL. Tidak ada toleransi lagi bagi PKL yang
coba-coba berdagang di Alon-alon,” cetusnya.
Soal
tengara jual beli lapak, hingga muncul protes PKL yang ditunjukkan dengan
menempatkan rombong-rombong secara berserakan dan tidak segera melakukan
kegiatan, Gani mengaku sudah mendengar. “Saya mendengar soal itu (jual beli
lapak). Tapi yang pasti, sepeser pun tidak ada yang dibebankan kepada PKL.
Kalau memang ada model transaksional yang dilakukan oknum, siapa pun itu, pasti
kita tindak lanjuti dan kita serahkan ke aparat berwajib,” ancam dia. (one)
Social