Perajin Tikar Pandan Kian Terpuruk - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Perajin Tikar Pandan Kian Terpuruk

Salah satu perajin tikar pandan Katemas, Kudu (istimewa)
Jombang-(satujurnal.com)
Perajin tikar pandan di Desa Katemas, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang kian terpuruk. Ini lantaran lemahnya akses pemasaran dan terbatasnya modal usaha. Sayangnya, pemerintah setempat belum menyentuh para perajin tradisional ini. Jika kondisi seperti saat ini tetap bertahan, gulung tikar ala perajin tikar pun bukan ancaman lagi.

Hampir semua keluarga di Desa Katemas menggeluti kerajinan tikar pandan. Itu dilakukan selama puluhan tahun. Namun kian tahun bukannya kian berkembang, sebaliknya terus menerus mengalami kemerosotan.


Ujungnya, meski menjadi sentra tikar pandan, namun kerajinan ini tidak bisa menjadi mata pencaharian utama. Alih-alih jadi penopang utama ekonomi keluarga. Sentuhan kuat pemerintah setempatlah yang mereka harapkan, agar usaha mereka bisa berkembang.

“Di satu sisi ingin mengembangkan kerajinan tikar ini. Tapi di sisi lain, pemasarannya kian sulit,” keluh Samsul Huda, perajin tikar pandan.

Soal perhatian khusus pemerintah daerah, ujar pria berusia duapuluh tujuh tahun ini, sangat minim. “Memang ada model pelatihan dari pemerintah, tapi tidak semua perajin yang dilibatkan,” katanya.

Lantaran itu pula, kini banyak perajin tikar pandan yang beralih usaha. “Karena tikar pandan tidak bisa diandalkan, akhirnya banyak yang ‘meninggalkan’ tikar pandan,” ungkapnya.

Munaim, salah satu pedagang tikar pandan keliling mengatakan, omset penjualan tikar pandan kian hari kian berkurang. Dalam satu pekan, tikar yang laku jual hanya beberapa lembar. “Tambah sepi saja. Satu hari bekeliling, belum tentu ada yang laku. Saking sepinya, dalam satu minggu tikar yang terjual hanya dua lembar,” ujar Munaim.

Tikar produk pabrikan dan karpet, kata Munaim, kini lebih dijadikan pilihan ketimbang tikar pandan. “Sekarang ini orang - orang lebih suka memilih tikar dari bahan plastik atau memilih karpet. Memang lebih murah, praktis, dan banyak motif,” katanya. (bir)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional