RSI Sakinah Kebanjiran Pasien DBD - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

RSI Sakinah Kebanjiran Pasien DBD


Yusaila, pasien DBD di RSI Sakinah
- 76 Kasus, 1 Meninggal Dunia

Mojokerto-(satujurnal.com)
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Mojokerto kian meningkat secara tajam. Peningkatan penyakit yang dibawa nyamuk aedes agypty ini tak lepas dari kondisi alam saat ini. Seperti kasus DBD yang terpapar di Rumah Sakit Islam (RSI) Sakinah.

Data rumah sakit dibawah kendali ormas Nahdlatul Ulama (NU) ini menyebutkan, bulan Agustus, tercatat 6 kasus, September 15 kasus, Oktober meningkat menjadi 49 kasus, Nopember 55 kasus. Hingga pertengahan Desember tercatat 51 pasien. Jika dipilah, untuk Kabupaten Mojokerto yang ditangani kurun tersebut sebanyak 76 kasus.

“Bulan September lalu, satu pasien, David Rizki, balita berusia satu bulan, putra warga Kedung Gempol, Kecamatan Mojosari meninggal dunia,” ungkap Direktur RSI Sakinah, Sulaiman Rasyid, Sabtu (29/12/2012).

Menurut Sulaiman Rasyid, peralihan cuaca dari kemarau ke musim penghujan serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) disinyalir menjadi faktor utama penyebab meningkatmnya kasus DBD. “Sebenarnya, musim penghujan pun masyarakat tidak akan terserang DBD jika pola hidup mereka bersih dan sehat,” tukasnya seraya mengatakan mayoritas penderita DBD berusia 7-12 tahun atau usia SD.

Sementara itu, salah satu pasien positif DBD, Yusaila, pelajar kelas XII SMK swasta, warga Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto yang menjalani rawat inap di ruang Sunan Giri, RSI Sakinah sejak Rabu (26/12/2012) kondisinya masih drop. Meski tujuh kantong trombosit sudah ditransfusikan di tubuh anak kelima Indah listyowati tersebut, namun belum ada tanda-tanda kesembuhan. “Menurut dokter, Yusaila kemungkinan ditransfusi trombosit 3 pak lagi,” kata Indah.

Yang diharapkan Indah, rumah sakit memberi keringanan biaya. “Sudah jutaan rupiah untuk perawatan anak saya ini. Di Puskesmas Blooto saja, biaya yang saya keluarkan sekitar Rp 1 juta. Lalu nebus trombosit 5 kantong di PMI Surabaya Rp 300 ribu. Kalau ditotal dengan bon trombosit di PMI Kota Mojokerto, biaya kamar dan obat serta visit dokter, bisa mencapai Rp 5 juta. Terus terang berat bagi saya untuk menutup biaya sebesar ini. Saya berharap ada keringanan biaya,” ujar janda penjual makanan ringan di kampungnya.
Menurut Sulaiman Rasyid, trombosit Yusailah pada angka 35.000/mm3. “Memang bisa jadi harus ditransfusi tiga pack trombosit lagi. Tapi kita tunggu perkembangan berikutnya,” katanya.

Yusaila, lanjut Sulaiman Rasyid, merupakan satu dari limabelas pasien DBD yang kini menjalani rawat inap. “Masih ada 15 pasien DBD, termasuk Yusaila,” ungkapnya.

Sementara soal keringanan biaya yang diminta, Sulaiman Rasyid menyatakan jika pihaknya akan memberikan keringanan hingga sepuluh persen dari total biaya rawat inap. “Tapi ya harus bisa dibuktikan jika yang bersangkutan merupakan pasien tidak mampu,” katanya. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional