F-PDI-P Bakal Ganjal Laju Interpelasi - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

F-PDI-P Bakal Ganjal Laju Interpelasi



Yunus Suprayitno

Mojokerto-(satujurnal.com)

Suhu politik di gedung DPRD Kota Mojokerto terus memanas, menyusul rencana interpelasi yang digagas sejumlah anggota Dewan. Saling adu argumen di luar forum resmi Dewan pun kian kental mewarnai rencana penggunaan hak bertanya lembaga legislatif itu.

Kubu yang setuju interpelasi menilai Walikota Abdul Gani Suhartono mengendapkan persoalan-persoalan pembangunan yang krusial untuk dituntaskan. Padahal, persoalan itu tidak lepas dari kebijakan yang sudah menyita perhatian masyarakat terlalu lama.

Sementara kubu yang menolak menyebut goyangan interpelasi merupakan manuver politik yang dipaksakan. Karena dibesut menjelang Pilwali. Sikap para legislator daerah pro interpelasi itu bahkan disebut sebagai ketidakmampuan mereka sendiri dalam mengartikulasikan kewenangan pengawasan yang dimiliki.

Dari 25 anggota Dewan yang berada di tujuh fraksi, 13 anggota diantaranya sudah meneken usulan interpelasi. Tiga fraksi utuh, yakni Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) dengan lima anggota, Fraksi Partai Golongan Karya (F-PG) dan Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) masing-masing tiga anggota bulat berada di kubu interpelasi. Satu dari tiga awak Fraksi Peduli Hati Nurani dan Keadilan (F-PHNK), fraksi gabungan tiga anggota Dewan dari tiga partai berbeda ini memilih di gerbong pro interpelasi.

Menariknya, dari empat awak Fraksi Partai Demokrat (F-PD), hanya ketuanya saja yang berada di barisan pengusul interpelasi.

Yang dipastikan menolak yakni Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP). Partai pengusung Abdul Gani Suhartono yang mendudukkan empat wakilnya di Dewan ini bahkan bertekad akan mengganjal laju interpelasi. Fraksi ‘merah’ ini berada di satu barisan dengan tiga anggota F-PD, dua anggota F-PHNK serta tiga anggota Fraksi Persatuan Keadilan Nasional (F-PKN).

Yunus Suprayitno, anggota F-PDIP yang juga Wakil Ketua Dewan menilai, pengajuan hak interpelasi itu berlebihan. Usulan itu hanya manuver politik yang jauh dari substansi yang dipersoalkan. “Tidak ada kebijakan Walikota yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat yang patut diinterpelasikan. Kalau pun ada program pembangunan yang belum selesai, karena memang berdasar pada tahapan yang direncanakan. Semuanya sudah tercakup dalam RPJMD. Tahun ini merupakan tahun terakhir dari kepemimpinan Walikota. Artinya, dalam perjalanan APBD 2013 ini masih banyak hal yang dikerjakan sebagai kelanjutan program tahun sebelumnya,” papar Yunus, Rabu (16/01/2013).

Secara politis, kata Yunus, interpelasi itu sama dengan memojokkan PDI-P yang notabene partai pengusung pasangan Abdul Gani Suhartono-Mas’ud Yunus saat melaju pada Pilwali 2009 lalu. “Pengusung interpelasi hanya ingin memperkuat legitimasi politik menjelang Pilwali. Bisa demikian karena PDI-P pada Pilwali tahun ini mengusung Mas’ud Yunus. Jika interpelasi berlangsung, publik akan disuguhi paparan-paparan subyektif soal kinerja pimpinan daerah usungan PDI-P. Cara ini sangat tidak bijak,” cetus dia.

Dikatakan Yunus, meski peta interpelasi kini berpihak pada kubu pro interpelasi, namun diyakini bisa kandas di tengah jalan. “Kesempatan untuk merontokkan usulan interpelasi masih terbuka lebar. Bisa jadi pengusul yang hanya jadi makmum balik arah, begitu tahu kondisi obyektif yang disembunyikan motor interpelasi,” tukasnya.

Denny Novianto, anggota F-PD menyatakan akan berada di satu barisan dengan penolak interpelasi lantaran belum mengetahui pasti materi yang jadi usungan penggagas interpelasi. “Bukan karena Partai Demokrat menjadi partai pendukung Abdul Gani Suhartono pada Pilwali lalu, tapi materi interpelasi yag disebut 8 item sendiri belum jelas,” katanya.

Dan lagi, lanjut Ketua Komisi I (hukum dan pemerintahan) tersebut, motor interpelasi ada di Komisi yang membidangi pembangunan (Komisi II). “Materi yang diusung semuanya tidak lepas dari bidang komisi itu,” singgungnya.

Ketua F-PAN menandaskan, interpelasi perlu diusung lantaran melihat persoalan krusial yang diabaikan Walikota Abdul Gani Suhartono.  “Kami menggalang usulan interpelasi. Ini karena kami melihat sejumlah persoalan krusial yang seharusnya sudah bisa dituntaskan, ternyata terlantar sampai sekarang,” katanya.

Gagasan interpelasi, ujar Ipung, sapaan akrab Syaiful Arsyad, tak lepas dari penanganan sentra industri kecil, pergantian direktur PDAM, penanganan banjir dan penanganan jembatan auto care jalan ditempat. “Dalam setiap pandangan umum fraksi-fraksi di beberapa agenda Dewan, persoalan-persoalan itu kami singgung. Tapi sampai detik ini tidak ada langkah nyata,” ujarnya,

Achmad Rusyad Manfaluti, anggota F-KB menyebut, jika banyak pokok garapan eksekutif  yang sudah keluar dari frame RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah). “Visi dan Misi Walikota menjadi bahan baku penjabaran RPJMD. Artinya, semua item pembangunan ya harus berada pada koridor RPJMD. Dan persoalan pembangunan muncul, karena melenceng dari rambu-rambu RPMD. Ini yang kita pertanyakan dalam interpelasi,” papar dia. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional