SEKOLAH berlaber RSBI mulai benah-benah melakukan penyesuaian. Brandrol RSBI yang selama ini menjadi simbol prestise di sekolah 'plus' ini mulai dihapus. Seperti yang dilakukan SMAN 2 Kota Mojokerto.
Dua hari pasca turunnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memenangkan gugatan yudicial review atas pasal 50 ayat 3. UU. 20/2003 tentang Sisdiknas yang dijadikan pijakan pendirian sekolaph RSBI dan SBI, satu-satunya sekolah berbendera RSBI di Kota Mojokerto itu bermetamorfosa.
Torehan RSBI di gerbang sekolah di jalan raya Ijen itu pun dilepas. Pun kendaraan tulisan RSBI di bodi mobil operasional sekolah 'dihilangkan' .
Namun penghapusan tulisan RSBI yang melekat dengan nama sekolah itu baru sebatas simbol. Sama sekali tak menyentuh substansi pembelajaran yang menjadi pembeda dengan sekolah reguler.
"Penghapusan baru pada simbol. Soal aktivitas sekolah, pembelajaran dan program dan agenda yang sudah ditetapkan sekolah setitik pun belum dilakukan perubahan," aku Lukman Hakim, Wakasek SMAN 2 Kota Mojokerto.
Lukman Hakim yang didapuk ngurusi sarana dan prasarana sekolah menyebut, penghapusan simbol-simbol RSBI murni inisiatif sekolah, bukan atas instruksi leading sektor bidang pendidikan "Iinisiatif sekolah, bukan karena instruksi dinas (, Dinas P dan K Kota Mojokerto," ungkap dia.
Nantinya, kata Lukman Hakim, semua urusan administrasi sekolah tak lagi berformat RSBI. "Tapi itu setelah turun petunjuk dari Kemendiknas," sergahnya.
Aktivitas bersih-bersih simbol yang digarap SMAN 2 belum diikuti SMPN 1 Kota Mojokerto. Di sekolah tingkat menengah pertama tertua di kota mungil ini label RSBI masih terbaca di dinding bagian depan sekolah. Sekolah ini agaknya memilih menunggu lampu hijau dari Kemendiknas soal migrasi status dari RSBI ke SSN. (one)
Social