Demo BEM PTAI Diwarnai Insiden Kekerasan Oknum Aparat Kepolisian - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Demo BEM PTAI Diwarnai Insiden Kekerasan Oknum Aparat Kepolisian

Mojokerto-(satujurnal.com)
Aparat Polres Mojokerto Kota membubarkan aksi demo mahasiswa yang tergabung dalam perwakilan Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) se Indonesia yang digelar di Bypass, Kenanten, Mojokerto, Minggu (10/02/2013) sekitar pukul 14:00 WIB, lantaran tak ada pemberitahuan. Aksi yang digelar hampir setengah jam itu sempat memacetkan arus lalu lintas.

Namun, pembubaran aksi yang dilakukan aparat Polres Mojokerto Kota itu diwarnai insiden kekerasan terhadap sejumlah wartawan yang tengah melakukan tugas jurnalistik. Saat melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa, tiba-tiba beberapa oknum aparat kepolisian menyeruak dan memaksa menghentikan peliputan. Mujiono, wartawan harian Memorandum terimbas aksi kekerasan salah satu oknum polisi. Pun beberapa wartawan lain mengalami hal yang sama. Sitegang antara polisi dan wartawan pun tak terhindarkan. Ini karena oknum polisi menghendaki wartawan tidak melakukan liputan lantaran aksi demo tanpa pemberitahuan ke aparat kepolisian.

Sementara itu salah satu mahasiswa IAIN Semarang diamankan aparat kepolisian karena disinyalir melakukan perlawanan saat pembubaran dilakukan.

Siswadi, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijogo, Jogjakarta mengungkap, saat dirinya diwawancarai beberapa wartawan televisi dan cetak, tiba-tiba oknum aparat kepolisian memaksa agar wawancara dihentikan. “Saya melihat sendiri bagaimana arogansi beberapa oknum polisi meminta wartawan tidak melakukan wawancara. Wartawan dicegah wawancara, bahkan ada yang dipukul,” ungkapnya.

Siswadi mewakili Presidium Nasional BEM tak menampik jika aksi demo yang dilakukan tanpa ada pemberitahuan ke kepolisian. “Tapi dalam konteks aksi, untuk membubarkan demo tidak harus begitu (kekerasan). Sangat tidak manusiawi,” kecamnya.

Siswadi mengaku, aksi demo yang digelar merupakan hasil manifesto Mukernas Forkom BEM PTAI Se Indonesia yang digelar di Mojokerto sejak Jum’at (08/02/2013). “Dalam road map memang tidak ada ijin untuk demo, tapi tertera akan menyampaikan manifesto hasil mukernas,” kilahnya.

Ia mengungkap, sebenarnya polisi mengamankan tiga mahasiswa. Namun para mahasiswa mempertahankan dengan mengendalikan secara paksa. Ujungnya, satu mahasiswa yang diamankan polisi. “Yang saat ini ditahan di Polresta Mojokerto, Achmad Sokim, mahasiswa IAIN Walisongo Semarang,” ungkap Siswadi.

Atas insiden itu, Siswadi mengatakan, Presideum Nasional BEM akan melakukan advokasi untuk aksi-aksi kekerasan oknum aparat penegak hukum. “Kami akan melangkah melakukan advokasi yang dilakukan oknum-oknum aparat penegak hukum. Agar tidak ada lagi perlakuan pemaksaaan, ancaman, teror dan tindak kekerasan lainnya terhadap mahasiswa yang tengah menuangkan aspriasinya,” katanya.

Mujiono, wartawan harian Memorandum sore tadi langsung melakukan visum di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto untuk melengkapi berkas pengaduan ke Polresta Mojokerto terkait tindak kekerasan oknum aparat kepolisian dalam insiden tersebut.

Sementara itu, Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Iwan Kurniawan mengatakan akan mengusut insiden yang disinyalir kuat melibatkan anggotanya. “Secara prinsip kita tidak melakukan pelarangan liputan. Jadi silahkan saja melapor. Kita akan tindaklanjuti,” ujar Iwan diujung ponselnya. (one/wie)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional