APBM : Tangkap Mafia Pangan - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

APBM : Tangkap Mafia Pangan

APBM saat demo di depan kantor Pemkot Mojokerto, Sabtu (16/03/20130)
Mojokerto-(satujurnal.com)
Puluhan buruh yang tergabung dalam Aliansi Perjuiangan Buruh Mojokerto (APBM) menggelar aksi demo di depan perkantoran Pemkot Mojokerto, Sabtu (16/03/2013) siang, mendesak aparat penegak hukum menangkap mafia pangan yang menjadi biang naiknya harga-harga kebutuhan pokok.
 
"Aparat penegak hukum harus berani memutus mata rantai monopoli distribusi pangan sekaligus menangkap pelakunya. Jika tidak kenaikan harga kebutuhan pokok semakin liar dan tak terkendali," cetus koordinator APBM, Hari Tjahyono.
 
Akibat kelangkaan dan kenaikan harga pangan, kata Hari, buruh tak lagi mampu menjangkau kebutuhan pangan secara layak. "UMK (upah minimum Kota/Kabupaten) menjadi tidak banyak berarti, karena tak lagi sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terus membumbung tinggi," lontar Hari.
 
Disayangkan, Pemerintah terkesan melakukan pembiaran terhadap pengusaha yang berada dibalik monopoli distribusi pangan. ”Pemerintah sebagai pemegang kebijakan seolah-olah gagap menghadapi kenaikan harga pangan. Ini sangat ironis ditengah lahan yang subur justru kita tidak mampu menjamin ketersediaan pangan bagi rakyat,” ucap Hari disambut yel-yel sejawatnya.
 
Kenaikan harga bawang putih dan bawang merah hingga ratusan persen dari harga normal, oleh APBM disinyalir sebagai bentuk legitimasi untuk menambah jumlah import. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan banyak petani yang gulung tikar akibat ketidaksanggupan bersaing dengan pangan dari luar negeri. “Yang paling konkrit, setiap musim panen harga gabah terjun bebas, tapi harga beras terus naik. Yang paling merasakan akibatnya, para buruh dan kaum miskin,” tukas Hari.
 
Demo dengan mengusung berbagai poster kecaman dan hujatan terhadap pemerintah yang lemah mengontrol distribusi pangan itu hanya berlangsung relatif singkat. Tak lebih dari satu jam. Pun jumlah pendemo dengan jumlah polisi yang menjaga ketat aksi disiang bolong itu berimbang.
 
Lantaran hari libur kantor pemerintahan, tak banyak yang bisa dilakukan APBM. “Agar publik tahu saja, kalau kenaikan harga pangan ini menggilas kebutuhan dasar para buruh,” kata Hari. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional