.jpg)
Mojokerto-(satujurnal.com)
Tiga kandidat calon walikota dan wakil walikota Mojokerto yang masuk lewat pintu DPC PDI-P Kota Mojokerto, besok menjalani fit and proper test di kantor DPP PDI-P di Jakarta. Sementara, satu kandidat yang nerobos daftar langsung ke DPP tak terjaring uji kelayakan.
Fit and proper test para calon kepala daerah ala partai besutan Megawati Soekarno Putri itu merupakan penentu layak tidaknya para kandidat membawa rekom PDI-P untuk running Pilwali Mojokerto, Agustus mendatang.
Ketua DPC PDI-P Kota Mojokerto, Yunus Suprayitno mengatakan hal itu, Rabu (13/03/2013), terkait agenda PDI-P Kota Mojokerto di ajang Pilwali.
"Undangan fit and proper test (uji kelayakan) dari DPP PDI-P untuk tiga bakal calon kepala daerah Kota Mojokerto kami terima jam tiga (15.00 WIB) tadi. Dijadwalkan, ketiga kandidat, Mas'ud Yunus, Suyitno dan Chusnun Amin akan menjalani fit and proper test, Kamis (14/03/2013) mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai,” terang Yunus.
Ia dan Sekretaris DPC PDI-P Kota Mojokerto Gatot Supriyadi dipastikan mendampingi ketiga kandidat untuk urusan fit and proper test tersebut. “Saya dan sekretaris partai yang akan mendampingi ketiga kandidat,” jelas Yunus.
Menurut Yunus, mengiringi fit and proper test, biasanya DPP PDI-P akan menelurkan rekomendasi terhadap kandidat yang dinyatakan lolos test sepekan kemudian. “Tapi bisa saja rekom turun hari itu juga (usai fit and proper test), seperti pada kandidat kepala daerah Kabupaten Tulungagung beberapa waktu lalu,” sergah Yunus.
Disinggung, jika Mas’ud Yunus dan Suyitno berpeluang besar mengantongi tiket sebagai pasangan bakal calon walikota dan wakil walikota, Yunus enggan berkomentar lebih jauh. “Ketiga kandidat berpeluang sama,” tepisnya.
Kabar yang beredar, Mas’ud Yunus yang saat ini menjabat Wakil Walikota Mojokerto dan Suyitno, Sekkota Mojokerto merupakan sosok yang digadang-gadang DPC PDI-P untuk membawa tiket sebagai pasangan calon walikota-wakil walikota PDI-P. Sedang peluang Chusnus Amin disebut-sebut sangat tipis. “Itu kalkulasi publik saja. Tapi yang jelas, tidak ada pasangan balon (bakal calon) PDI-P sebelum rekom turun,” tandas Yunus.
Sementara soal pencalonan Priyo Daryoko, Ketua Kadin Kota Mojokerto yang ‘nekad’ menerobos jalur pendaftaran bakal calon walikota langsung ke DPP PDI-P, Yunus menyatakan, nama menantu Walikota Abdul Gani Suhartono itu tidak ada dalam list yang harus menjalani fit and proper test. “Nama Priyo Daryoko untuk bakal calon kepala daerah tidak ada dalam catatan DPP PDI-P,” ungkap Yunus.
Priyo Daryoko, ujar Yunus, juga menyatakan menghentikan manuver politik menjelang Pilwali dengan memasang potret diri di sejumlah titik dengan latar PDI-P. “Yang bersangkutan (Priyo Daryoko) sudah menyatakan ‘berhenti’ bermanuver. Ia mengaku mendaftar ke DPP PDI-P sebagai caleg (calon anggota legislatif) tingkat propinsi Jawa Timur,” tukasnya.
Manuver Priyo Daryoko memampangkan potret diri disebut-sebut memanaskan telinga Mas’ud Yunus. Incumbent berlatarbelakang ulama ini bahkan merancang skenario mendaftar sebagai calon walikota dari unsur independen, sebagai antisipasi jika PDI-P menjatuhkan rekom ke Priyo Daryoko. Langkah cepat dilakukan mantan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Mojokerto itu dengan mengumpulkan copy KTP (kartu tanda penduduk). Namun, upaya berlabel ‘antisipasi’ bermigrasi ke jalur independen itu berujung kegerahan kalangan PDI-P. Ia pun harus memberikan klarifikasi soal KTP dukungan tersebut.
Soal ini, Yunus tak menampik. Bahkan siang tadi ia memanggil secara resmi Mas’ud Yunus untuk memberikan klarifikasi soal KTP dukungan. “Pak Mas’ud Yunus menyatakan, KTP itu bukan untuk antisipasi mendaftar ke jalur independen, tapi untuk uji kesetiaan warga yang mendukungnya. Hal itu dibuktikan dengan penyerahan sekitar 14 ribu copy KTP yang sudah digalang,” pungkas Yunus. (one)
Tiga kandidat calon walikota dan wakil walikota Mojokerto yang masuk lewat pintu DPC PDI-P Kota Mojokerto, besok menjalani fit and proper test di kantor DPP PDI-P di Jakarta. Sementara, satu kandidat yang nerobos daftar langsung ke DPP tak terjaring uji kelayakan.
Fit and proper test para calon kepala daerah ala partai besutan Megawati Soekarno Putri itu merupakan penentu layak tidaknya para kandidat membawa rekom PDI-P untuk running Pilwali Mojokerto, Agustus mendatang.
Ketua DPC PDI-P Kota Mojokerto, Yunus Suprayitno mengatakan hal itu, Rabu (13/03/2013), terkait agenda PDI-P Kota Mojokerto di ajang Pilwali.
"Undangan fit and proper test (uji kelayakan) dari DPP PDI-P untuk tiga bakal calon kepala daerah Kota Mojokerto kami terima jam tiga (15.00 WIB) tadi. Dijadwalkan, ketiga kandidat, Mas'ud Yunus, Suyitno dan Chusnun Amin akan menjalani fit and proper test, Kamis (14/03/2013) mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai,” terang Yunus.
Ia dan Sekretaris DPC PDI-P Kota Mojokerto Gatot Supriyadi dipastikan mendampingi ketiga kandidat untuk urusan fit and proper test tersebut. “Saya dan sekretaris partai yang akan mendampingi ketiga kandidat,” jelas Yunus.
Menurut Yunus, mengiringi fit and proper test, biasanya DPP PDI-P akan menelurkan rekomendasi terhadap kandidat yang dinyatakan lolos test sepekan kemudian. “Tapi bisa saja rekom turun hari itu juga (usai fit and proper test), seperti pada kandidat kepala daerah Kabupaten Tulungagung beberapa waktu lalu,” sergah Yunus.
Disinggung, jika Mas’ud Yunus dan Suyitno berpeluang besar mengantongi tiket sebagai pasangan bakal calon walikota dan wakil walikota, Yunus enggan berkomentar lebih jauh. “Ketiga kandidat berpeluang sama,” tepisnya.
Kabar yang beredar, Mas’ud Yunus yang saat ini menjabat Wakil Walikota Mojokerto dan Suyitno, Sekkota Mojokerto merupakan sosok yang digadang-gadang DPC PDI-P untuk membawa tiket sebagai pasangan calon walikota-wakil walikota PDI-P. Sedang peluang Chusnus Amin disebut-sebut sangat tipis. “Itu kalkulasi publik saja. Tapi yang jelas, tidak ada pasangan balon (bakal calon) PDI-P sebelum rekom turun,” tandas Yunus.
Sementara soal pencalonan Priyo Daryoko, Ketua Kadin Kota Mojokerto yang ‘nekad’ menerobos jalur pendaftaran bakal calon walikota langsung ke DPP PDI-P, Yunus menyatakan, nama menantu Walikota Abdul Gani Suhartono itu tidak ada dalam list yang harus menjalani fit and proper test. “Nama Priyo Daryoko untuk bakal calon kepala daerah tidak ada dalam catatan DPP PDI-P,” ungkap Yunus.
Priyo Daryoko, ujar Yunus, juga menyatakan menghentikan manuver politik menjelang Pilwali dengan memasang potret diri di sejumlah titik dengan latar PDI-P. “Yang bersangkutan (Priyo Daryoko) sudah menyatakan ‘berhenti’ bermanuver. Ia mengaku mendaftar ke DPP PDI-P sebagai caleg (calon anggota legislatif) tingkat propinsi Jawa Timur,” tukasnya.
Manuver Priyo Daryoko memampangkan potret diri disebut-sebut memanaskan telinga Mas’ud Yunus. Incumbent berlatarbelakang ulama ini bahkan merancang skenario mendaftar sebagai calon walikota dari unsur independen, sebagai antisipasi jika PDI-P menjatuhkan rekom ke Priyo Daryoko. Langkah cepat dilakukan mantan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Mojokerto itu dengan mengumpulkan copy KTP (kartu tanda penduduk). Namun, upaya berlabel ‘antisipasi’ bermigrasi ke jalur independen itu berujung kegerahan kalangan PDI-P. Ia pun harus memberikan klarifikasi soal KTP dukungan tersebut.
Soal ini, Yunus tak menampik. Bahkan siang tadi ia memanggil secara resmi Mas’ud Yunus untuk memberikan klarifikasi soal KTP dukungan. “Pak Mas’ud Yunus menyatakan, KTP itu bukan untuk antisipasi mendaftar ke jalur independen, tapi untuk uji kesetiaan warga yang mendukungnya. Hal itu dibuktikan dengan penyerahan sekitar 14 ribu copy KTP yang sudah digalang,” pungkas Yunus. (one)
Social