Yasin, petani bawang tengah berjaga di lahan miliknya |
Jombang-(satujurnal.com)
Meroketnya harga bawang merah membuat sejumlah petani di Dusun Karanglo Desa Gondek Kecamatan Mojowarno, Jombang siaga. Para petani berjaga siang dan ronda malam setiap hari di lahan yang ditanami bawang merah.
Para petani mengaku khawatir, tingginya harga bawang merah tersebut dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Karena harga selangit mengundang aksi kejahatan yang dilakukan oleh para pencuri.
"Para petani harus ronda setiap malam supaya bawang merah yang siap panen ini tidak dicuri maling. kemarin di sawah tetangga desa, ada orang yang akan mencuri bawang, namun ketahuan petani yang sedang ronda," ujar Kosim (56), petani Dusun Karanglo ketika ditemui di lahan miliknya, sabtu malam (16/03/2013).
Penjagaan tanaman bawang itu, kata Kosim, dilakukan pada malam hari. Pasalnya, saat siang hari di sawah cenderung ramai.namun tetap waspada , sehingga tingkat keamanannya juga sangat tinggi. Kondisi tersebut berbeda dengan malam hari yang rawan pencurian.
Kosim mengaku selepas Isyak, dia dan satu orang tetangganya berangkat ke sawah dengan berbekal alat penerangan berupa senter dan juga pentungan. Tidak itu saja, Kosim juga membawa sarung dan jaket tebal agar tidak kedinginan.
Ia kemudian berkeliling di lahan miliknya yang tidak sampai satu hektar tersebut. Ketika memasuki waktu subuh, Kosim bergegas pulang. "Alhamdulillah hingga saat ini masih aman. sebentar lagi kami panen," katanya tersenyum.
Pensiunan TNI ini menjelaskan, harga bawang merah di pasaran masih tinggi, yakni berkisar antara Rp 45 - 50 ribu per kilogram. Hal itu berbeda dengan harga bawang merah di sawah yang hanya Rp 30 per kilogram. Harga tersebut menurut Kosim juga bagus dan menguntungkan petani. "kami berharap pemerintah tidak melakukan impor," ujarnya.(rg)
Meroketnya harga bawang merah membuat sejumlah petani di Dusun Karanglo Desa Gondek Kecamatan Mojowarno, Jombang siaga. Para petani berjaga siang dan ronda malam setiap hari di lahan yang ditanami bawang merah.
Para petani mengaku khawatir, tingginya harga bawang merah tersebut dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Karena harga selangit mengundang aksi kejahatan yang dilakukan oleh para pencuri.
"Para petani harus ronda setiap malam supaya bawang merah yang siap panen ini tidak dicuri maling. kemarin di sawah tetangga desa, ada orang yang akan mencuri bawang, namun ketahuan petani yang sedang ronda," ujar Kosim (56), petani Dusun Karanglo ketika ditemui di lahan miliknya, sabtu malam (16/03/2013).
Penjagaan tanaman bawang itu, kata Kosim, dilakukan pada malam hari. Pasalnya, saat siang hari di sawah cenderung ramai.namun tetap waspada , sehingga tingkat keamanannya juga sangat tinggi. Kondisi tersebut berbeda dengan malam hari yang rawan pencurian.
Kosim mengaku selepas Isyak, dia dan satu orang tetangganya berangkat ke sawah dengan berbekal alat penerangan berupa senter dan juga pentungan. Tidak itu saja, Kosim juga membawa sarung dan jaket tebal agar tidak kedinginan.
Ia kemudian berkeliling di lahan miliknya yang tidak sampai satu hektar tersebut. Ketika memasuki waktu subuh, Kosim bergegas pulang. "Alhamdulillah hingga saat ini masih aman. sebentar lagi kami panen," katanya tersenyum.
Pensiunan TNI ini menjelaskan, harga bawang merah di pasaran masih tinggi, yakni berkisar antara Rp 45 - 50 ribu per kilogram. Hal itu berbeda dengan harga bawang merah di sawah yang hanya Rp 30 per kilogram. Harga tersebut menurut Kosim juga bagus dan menguntungkan petani. "kami berharap pemerintah tidak melakukan impor," ujarnya.(rg)
Social