Jombang-(satujurnal.com)
Sekolah di desa terpencil ternyata tidak menjamin siswa akan kalah kreatif dengan siswa yang sekolah di kota, sejumlah siswa di desa terpencil di kabupaten Jombang ternyata mampu menciptakan kompor berbahan bakar spirtus yang di klaim lebih irit dibandingkan gas elpiji.
Kompor alternatif tersebut ternyata hanya dibuat dari kaleng bekas yang biasanya kita buang percuma, inilah siswa madarasah stanawiyah Bahrul Ulum, di Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, meski sekolah mereka berada di desa. Namun siswa-siswi di sekolah ini ternyata mampu berkreatifitas yang tidak kalah dengan siswa-siswa di kota.
Berawal dari usaha coba-coba untuk mengikuti sejumlah lomba karya ilmiah, mereka mampu menciptakan kompor alternatif berbahan bakar spirtus, meski bahan bakarnya spirtus yang per-liternya lebih mahal dari minyak tanah (harga spirtus 12 ribu perliter), namun dengan desain kompor buatan para siswa ini kompor alternatif tersebut dijamin lebih irit jika dibandingkan dengan gas elpiji.
Ahmad Safi’i, salah satu siswa memaparkan cara pembuatan kompor spirtus itu. Caranya sangat sederhana, kaleng bekas dipotong menjadi dua bagian lalu keduanya digabungkan menjadi satu, setelah itu, masukkan kapas ke dalam lobang yang telah disediakan, disusul dengan memasukkan potongan gulungan alumunium, masukkan sedikit spirtus ke dalam kaleng tersebut dan letakkan diatas rangka kompor, jadilah kompor alternatif ala siswa MTs Bahrul Ulum. Dan tentunya kompor ini siap dinyalakan untuk memasak apa saja.
Para siswa mengklaim, kompor rancangannya dengan bahan bakar spirtus lebih irit dibandingkan kompor berbahan bakar gas elpiji. Bahkan, mereka mengaku sudah mengujikan keiritan kompor ini ke laboratorium sebuah universitas terkemuka di Malang.
Jika untuk sekali memasak menggunakan gas elpiji kita memerlukan biaya seribu rupiah, dengan kompor alternatif ini kita hanya butuh biaya delapan ratus rupiah saja.(rg)
Sekolah di desa terpencil ternyata tidak menjamin siswa akan kalah kreatif dengan siswa yang sekolah di kota, sejumlah siswa di desa terpencil di kabupaten Jombang ternyata mampu menciptakan kompor berbahan bakar spirtus yang di klaim lebih irit dibandingkan gas elpiji.
Kompor alternatif tersebut ternyata hanya dibuat dari kaleng bekas yang biasanya kita buang percuma, inilah siswa madarasah stanawiyah Bahrul Ulum, di Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, meski sekolah mereka berada di desa. Namun siswa-siswi di sekolah ini ternyata mampu berkreatifitas yang tidak kalah dengan siswa-siswa di kota.
Berawal dari usaha coba-coba untuk mengikuti sejumlah lomba karya ilmiah, mereka mampu menciptakan kompor alternatif berbahan bakar spirtus, meski bahan bakarnya spirtus yang per-liternya lebih mahal dari minyak tanah (harga spirtus 12 ribu perliter), namun dengan desain kompor buatan para siswa ini kompor alternatif tersebut dijamin lebih irit jika dibandingkan dengan gas elpiji.
Ahmad Safi’i, salah satu siswa memaparkan cara pembuatan kompor spirtus itu. Caranya sangat sederhana, kaleng bekas dipotong menjadi dua bagian lalu keduanya digabungkan menjadi satu, setelah itu, masukkan kapas ke dalam lobang yang telah disediakan, disusul dengan memasukkan potongan gulungan alumunium, masukkan sedikit spirtus ke dalam kaleng tersebut dan letakkan diatas rangka kompor, jadilah kompor alternatif ala siswa MTs Bahrul Ulum. Dan tentunya kompor ini siap dinyalakan untuk memasak apa saja.
Para siswa mengklaim, kompor rancangannya dengan bahan bakar spirtus lebih irit dibandingkan kompor berbahan bakar gas elpiji. Bahkan, mereka mengaku sudah mengujikan keiritan kompor ini ke laboratorium sebuah universitas terkemuka di Malang.
Jika untuk sekali memasak menggunakan gas elpiji kita memerlukan biaya seribu rupiah, dengan kompor alternatif ini kita hanya butuh biaya delapan ratus rupiah saja.(rg)
Social