Warga Tolak Jenazah ODHA - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Warga Tolak Jenazah ODHA

 Jombang-(satujurbal.com)
Penolakan masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tampaknya masih cukup kuat. Sampai-sampai, jenazah ODHA pun ikut ditolak. Ini terjadi saat ada pasien HIV/AIDS yang meninggal dunia di Kecamatan Tembelang Kamis (28/2) lalu.

’’Karena takut tertular, warga setempat tak mau memandikan dan mengkafani meski sebelumnya sudah kita beri sosialisasi,’’ kata Suciati, manajer kasus Komisi Penanggulang HIV/AIDS (KPA) Jombang, Suciati mengaku, saat kejadian dirinya sedang berada diluar kota. Sehingga tak bisa memandikan secara langsung. ’’Biasanya, saya memang selalu mendampingi saat memandikan dan mengkafani jenazah, kalau mayat perempuan saya bahkan ikut memandikan langsung,’’ tuturnya.

Saat sosialisasi beberapa hari sebelum pasien meningal, pihaknya sudah menyampaikan bahwa masyarakat tak perlu khawatir berinteraksi dengan pasien maupun jenazah pengidap HIV/AIDS. ’’Karena HIV/AIDS hanya bisa menular melalui hubungan seks, darah dan cairan vagina.

Sepanjang tidak bersentuhan dengan ketiga hal itu, kita tak akan tertular meski berinteraksi dengan pasien,’’ bebernya. Tapi ternyata, masyarakat setempat tetap mengucilkan pasien itu. Pada sosialisasi tersebut pihaknya juga menerangkan bahwa ada prosedur baku dalam memandikan jenazah penderita HIV/AIDS. Termasuk diantaranya memakai sepatu boat, mantel dan pelindung hidung serta tangan. Lalu setelah memandikan, semua barang itu dicuci dengan alkohol.

’’Sepanjang semua prosedur itu diikuti, siapapun yang memandikan tak akan tertular,’’ bebernya. Tapi ternyata, warga tetap takut memandikannya. ’’Karena diluar kota, waktu itu saya sampaikan akan memandu proses memandikan dan mengkafani jarak jauh via telepon. Tapi ternyata warga tetap tak mau,’’ jelasnya. Alhasil, pasien terpaksa dilarikan ke RSUD untuk dimandikan dan dikafani.

Walaupun sebenarnya, dia meninggal dunia di rumah. ’’Sejak 2009 menjadi manajer kasus KPA, baru dua kali ini saya menemui adanya penolakan,’’ paparnya. Sebelumnya, penolakan serupa pernah dia alami saat ada pasien meninggal di Kecamatan Jogoroto. ’’Masyarakat harus memahami bahwa merawat jenazah tidak menjadi media penularan virus. Asal dilakukan sesuai standar  dan menggunakan cairan klorin sesuai aturan,’’ bebernya.

Sepanjang 2013 ini, Suci menyatakan sudah ada lima ODHA yang meninggal dunia. Yakni di Kecamatan Diwek tiga orang, Kecamatan Mojoagung satu orang dan Kecamatan Tembelang satu orang. ’’Sekarang ini tak ada kecamatan yang tak ada ODHA. Dan kita tak boleh berprasangkan bahwa yang terkena itu semuanya jelek. Makanya kita tak boleh menstigma mereka buruk apalagi sampai mengucilkan dan tak mau menerimanya. (rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional