 |
| FPI saat demo di Sun Palace Hotel, Trowulan, Mojokerto. (doc.satujurnal) |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Para aktivis ormas Front Pembela Islam (FPI) Mojokerto mulai bergerak ke Kota Mojokerto menyisir sejumlah tempat hiburan yang mereka sinyalir jadi ajang mesum. Hanya saja, ormas yang dikenal anti kemaksiatan ini tidak langsung melakukan sweeping, seperti lazimnya yang dilakukan di daerah lain. Perwakilan FPI Mojokerto memilih mendatangi Kantor Satpol PP setempat, sebatas mendesak agar pemangku ketertiban umum itu segera menertibkan tempat hiburan kafe dan karaoke yang berpotensi untuk ajang mesum, Senin (08/04/2013).
Tak pelak, korp berseragam coklat muda ini pun cukup kaget tatkala Ketua FPI Mojokerto, Abdul Manan berinisiatif menemui Kasatpol PP Soemarjono.
“Satpol PP harus tegas dan berani menertibkan tempat hiburan kafe dan karaoke serta warung remang-remang yang berpotensi menjadi ajang kemaksiatan,” ujar Abdul Manan.
Ia meminta Satpol PP agar perijinan kafe dan karaoke dikembalikan kepada tujuan awal. “Kembalikan kondisinya seperti ijin yang dikantongi pemilik kafe dan karaoke. Jangan sampai, ijinnya kafe dan karaoke keluarga, tapi prakteknya sudah menyimpang,” cetus Abdul Manan.
Sementara itu, Kasatpol PP Soemarjono menyatakan jika pihaknya sebagai penegak perda sudah melakukan langkah-langkah seperti yang dikehendaki FPI. Pun surat teguran terhadap pengusaha kafe dan karaoke yang disinyalir melanggar sudah dilayangkan pihaknya. “Kami sudah mengingatkan, juga menegur pengusaha hiburan agar mengoperasikan tidak lebih dari ketentuan, yakni jam 24:00 WIB,” tandasnya.
Meski menyatakan tak segan menjatuhkan sanksi tegas terhadap pengusaha hiburan yang nekad melanggar aturan, namun untuk penindakan, tidak dapat didasarkan atas indikasi dan asumsi semata. “Kalau faktanya ada, ya sanksi dijatuhkan. Kalau sebatas indikasi apalagi asumsi, ya tidak bisa kita melakukan tindakan,” tukasnya. (one)
Para aktivis ormas Front Pembela Islam (FPI) Mojokerto mulai bergerak ke Kota Mojokerto menyisir sejumlah tempat hiburan yang mereka sinyalir jadi ajang mesum. Hanya saja, ormas yang dikenal anti kemaksiatan ini tidak langsung melakukan sweeping, seperti lazimnya yang dilakukan di daerah lain. Perwakilan FPI Mojokerto memilih mendatangi Kantor Satpol PP setempat, sebatas mendesak agar pemangku ketertiban umum itu segera menertibkan tempat hiburan kafe dan karaoke yang berpotensi untuk ajang mesum, Senin (08/04/2013).
Tak pelak, korp berseragam coklat muda ini pun cukup kaget tatkala Ketua FPI Mojokerto, Abdul Manan berinisiatif menemui Kasatpol PP Soemarjono.
“Satpol PP harus tegas dan berani menertibkan tempat hiburan kafe dan karaoke serta warung remang-remang yang berpotensi menjadi ajang kemaksiatan,” ujar Abdul Manan.
Ia meminta Satpol PP agar perijinan kafe dan karaoke dikembalikan kepada tujuan awal. “Kembalikan kondisinya seperti ijin yang dikantongi pemilik kafe dan karaoke. Jangan sampai, ijinnya kafe dan karaoke keluarga, tapi prakteknya sudah menyimpang,” cetus Abdul Manan.
Sementara itu, Kasatpol PP Soemarjono menyatakan jika pihaknya sebagai penegak perda sudah melakukan langkah-langkah seperti yang dikehendaki FPI. Pun surat teguran terhadap pengusaha kafe dan karaoke yang disinyalir melanggar sudah dilayangkan pihaknya. “Kami sudah mengingatkan, juga menegur pengusaha hiburan agar mengoperasikan tidak lebih dari ketentuan, yakni jam 24:00 WIB,” tandasnya.
Meski menyatakan tak segan menjatuhkan sanksi tegas terhadap pengusaha hiburan yang nekad melanggar aturan, namun untuk penindakan, tidak dapat didasarkan atas indikasi dan asumsi semata. “Kalau faktanya ada, ya sanksi dijatuhkan. Kalau sebatas indikasi apalagi asumsi, ya tidak bisa kita melakukan tindakan,” tukasnya. (one)
Social