 |
| Satpol PP Kota Mojokerto saat menyegel Alfa Midi, Oktober 2012 |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Pemkot Mojokerto menghentikan perijinan dan pendirian minimarket waralaba. Penutupan ruang usaha bagi pelaku minimarket waralaba selain untuk melindungi pedagang kecil dan mempertahankan keberadaan pasar tradisional, juga jumlah jenis perdagangan ini sudah pada titik jenuh.
“Minimarket waralaba yang ada sudah cukup. Pemkot tidak akan memberi ijin baru pendirian bisnis serupa,” tandas Walikota Mojokerto, Abdul Gani Suhartono, Jum’at (19/04/2013).
Penghentian perijinan dan pendirian minimarket waralaba baru, menurut Gani, didasarkan pada kajian terkait pemberdayaan pelaku UMKM (usaha mikro kecil menengah) yang tersebar di seluruh wilayah Kota Mojokerto.
Meski keberadaan minimarket waralaba tidak disebut mengancam kelangsungan usaha pedagang kecil, namun Gani memilih lebih memberdayakan pedagang kecil, utamanya di pasar-pasar tradisional. “Penghentian ijin dan pendirian minimarket waralaba sebagai bentuk kepedulian Pemkot kepada pedagang kecil dan perlindungan pasar tradisional,” tandasnya.
Keseriusan Pemkot menangkal pendirian minimarket waralaba setidaknya tampak saat menyegel minimarket Alfa Midi di jalan Pahlawan, akhir Oktober tahun lalu. Penyegelan terhadap waralaba yang baru beberapa hari beroperasi itu lantaran tak mengantongi legalitas sehingga menyalahi Perda Nomor 10 tahun 2011 Kota Mojokerto tentang Izin Operasional Waralaba. “Ya penyegelan Alfa Midi itu juga merupakan bentuk penghentian pemberian ijin dan pendirian waralaba,” Gani.
Namun, soal minimarket non waralaba yang dimiliki warga biasa, Gani menyatakan akan mempertimbangkan. “Sepanjang tidak seperti pasar modern di tengah perkampungan,” kilahnya. (one)
Pemkot Mojokerto menghentikan perijinan dan pendirian minimarket waralaba. Penutupan ruang usaha bagi pelaku minimarket waralaba selain untuk melindungi pedagang kecil dan mempertahankan keberadaan pasar tradisional, juga jumlah jenis perdagangan ini sudah pada titik jenuh.
“Minimarket waralaba yang ada sudah cukup. Pemkot tidak akan memberi ijin baru pendirian bisnis serupa,” tandas Walikota Mojokerto, Abdul Gani Suhartono, Jum’at (19/04/2013).
Penghentian perijinan dan pendirian minimarket waralaba baru, menurut Gani, didasarkan pada kajian terkait pemberdayaan pelaku UMKM (usaha mikro kecil menengah) yang tersebar di seluruh wilayah Kota Mojokerto.
Meski keberadaan minimarket waralaba tidak disebut mengancam kelangsungan usaha pedagang kecil, namun Gani memilih lebih memberdayakan pedagang kecil, utamanya di pasar-pasar tradisional. “Penghentian ijin dan pendirian minimarket waralaba sebagai bentuk kepedulian Pemkot kepada pedagang kecil dan perlindungan pasar tradisional,” tandasnya.
Keseriusan Pemkot menangkal pendirian minimarket waralaba setidaknya tampak saat menyegel minimarket Alfa Midi di jalan Pahlawan, akhir Oktober tahun lalu. Penyegelan terhadap waralaba yang baru beberapa hari beroperasi itu lantaran tak mengantongi legalitas sehingga menyalahi Perda Nomor 10 tahun 2011 Kota Mojokerto tentang Izin Operasional Waralaba. “Ya penyegelan Alfa Midi itu juga merupakan bentuk penghentian pemberian ijin dan pendirian waralaba,” Gani.
Namun, soal minimarket non waralaba yang dimiliki warga biasa, Gani menyatakan akan mempertimbangkan. “Sepanjang tidak seperti pasar modern di tengah perkampungan,” kilahnya. (one)
Social