Polres Incar SPBU Penimbun Solar - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Polres Incar SPBU Penimbun Solar



Jombang-(satujurnal.com)
Kelangkaan solar masih terus terjadi di Kota Santri. Sampai kemarin, sejumlah SPBU tetap tak menjual solar lantaran kehabisan stok. Khawatir itu dimanfaatkan untuk penimbunan, Sat Sabhara Polres merazia sejumlah SPBU kemarin.

SPBU Mojongapit menjadi sasaran pertama razia petugas yang dimulai pukul 13.00. Karena solar tak habis, petugas lantas melanjutkan ke SPBU Jl Gatot Subroto. Disitu, petugas SPBU juga tetap melayani pembelian solar. ’’Sejak kemarin sebenarnya solar habis, tapi baru saja datang kiriman sembilan ton,’’ kata Suyatno, asisten pengawas SPBU Jl Gatot Subroto.

Di SPBU tersebut, kiriman solar biasanya datang dua hari sekali. ’’Kemarin sempat kehabisan karena ada peningkatan pembelian,’’ tutur Suyatno. Walaupun sebenarnya, dia mengaku sudah selektif melayani pembeli. ’’Untuk pembelian bawa jirigen kita batasi maksimal 10 liter, itupun harus menunjukkan surat. Kalau tanpa surat tidak kita layani,’’ bebernya. Surat yang dia maksud adalah rekomendasi dari desa yang menunjukkan bahwa dia memang memiliki kendaraan yang butuh solar. Surat itu hanya dapat digunakan sekali dalam sehari.

Peningkatan frekuensi pembelian solar di masyarakat terjadi karena muncul kabar rencana pemerintah menaikkan harga solar bersubsidi. Jika sekarang Rp 4500 per liter, rencananya akan dikanikkan menjadi Rp 6000 per liter. Selain mendorong aksi borong, rencana tersebut juga mendorong sejumlah pihak melakukan aksi penimbunan.

’’Dalam kondisi seperti ini aksi penimbunan jelas tak dibenarkan. Bahkan terancam dipidanakan. Makanya kita gencar sidak untuk mengyelidiki ada tidaknya aksi menimbun solar,’’ kata Iptu Supardi, KBO Sat Sabhara yang memimpin razia tersebut.

Usai dari SPBU Jl Gatot Subroto, petugas lantas bergeser ke SPBU Parimono Diwek. Disitu, petugas  mendapati ada tulisan solar habis. Untuk memastikan, petugas lantas mengajak petugas SPBU guna mengecek tangki SPBU. ’’Lha ini masih ada,’’ tanya Supardi. Ucok Yulianto, petugas SPBU tersebut lalu menjelaskan bahwa untuk bisa disedot ada batas minimal persedian di tangki bawah tanah. ’’Minimal stok cadangannya 500 liter,’’ ucapnya. Sementara yang masih ditangki bawah tanah hanya 200 liter. ’’Jadi ini tidak bisa disedot biasa, harus disedot dengan pompa. Itupun nanti yang keluar endapannya,’’ jelasnya.

Ucok menuturkan, sejak 8 April lalu pihaknya sudah tak mendapat kiriman solar. ’’Padahal biasanya kita dikirimi empat kali dalam seminggu,’’ tuturnya. Sekali datang, pasokan solarnya berkisar 16 ribu sampai 24 ribu liter.

Kondisi serupa juga ditemukan petugas di SPBU Ceweng Diwek. Namun kepada petugas, Pujiono, pengawas SPBU itu menyatakan sudah tak mendapat kiriman sejak 3 April lalu. ’’Kita tak dikirimi karena sedang merenovasi. Sekarang ini hanya melayani Pertamax karena itu sisa kiriman lama. Untuk solar dan premium kita tak bisa melayani sekarang ini,’’ bebernya. Pada hari biasa, pihaknya mengaku mendapat kiriman solar lima kali sepekan sebanyak 16 ton. Sementara untuk premium nyaris tiap hari sebanyak delapan ton.

’’Razia semacam ini akan terus kita galakkan. Kalau memang masyarakat mendapati informasi adanya penimbunan solar, silahkan langsung melapor. Pasti kita tindaklanjuti,’’ pungkas Iptu Supardi. (rg)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional