Ditemukan Kasus Resistance TB , Sekali Batuk Sebarkan 30 Ribu Virus - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Ditemukan Kasus Resistance TB , Sekali Batuk Sebarkan 30 Ribu Virus

Jombang-(satujurnal.com)  
Penyebaran penyakit infeksi yang disebab bakteri Micobacterium Tuberculosis (TB) di Jombang, patut diwaspadai. Saat ini Dinas Kesehatan menemukan kasus Multi Drugs Resistance (MDR) atau kuman menjadi kebal lantaran pengobatan yang terputus. Tidak tanggung-tanggung, penderita resistance ini mencapai 7 orang yang tersebar di sejumlah puskesmas.

'Mereka menjadi kebal lantaran tidak patuh, pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus berobat,'' kata Kepala Dinkes Jombang, Dr Heri Wibowo MKes, melalui Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Haryo Purwono, Kamis (09/05/2013).
Temuan penderita resistance ini pun dalam analisa kesehatan terbilang sangat mengkhawatirkan. Selain tergolong penyakit menular, penyebaran virusnya lebih mudah dan lebih cepat hinggap ke orang lain. Karena hanya dengan melalui percikan udara dan titik-titik air bersin atau batuk, sangat mudah menyebar.

Pada penderita resistance ini, papar Haryo, setiap batuk bisa mengeluarkan 30 ribu virus. Sehingga akan mudah menyerang kepada siapa saja yang kondisi daya tahan tubuh sedang menurun.

'Saat ini kita sedang merawat penderita TB di puskesmas Cukir, Peterongan dan Mojowarno,''ulasnya.

Disampaikan Haryo, masa pengobatan TB berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan pengobatan. Setelah pengobatan ini kemudian dievaluasi oleh dokter, untuk mengetahui apakah perlu dilanjutkan pengobatannya atau berhenti. Pengobatan itu berlanjut hingga 24 bulan atau dua tahun.

Selama masa pengobatan itu penderita harus minum obat setiap hari. Sistem pengobatan yang terus menerus setiap hari dan tak terputus inilah biasanya, seringkali membuat pasien putus berobat atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur. Sehingga akibatnya justru menjadi fatal dan malah virusnya menjadi kasus resistance lantaran pengobatan yang tidak berhasil dan kuman menjadi kebal.

'Makanya penderita TB ini perlu pengawasan, untuk mengingatkan, agar obatnya tak terputus,'' tegas Haryo seraya menyebut bahwa penyakit TB lebih berbahaya dari penyakit HIV/AIDS karena lebih mudah menular.

Lebih jauh ditegaskannya, penyakit TB ini disebabkan bakteri Mycobacterium Tubeculosis. Penyebarannya, karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberculosis.

Anak-anak pun sering mendapat penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.

Oleh sebab itu perlu ada kesadaran dari penderita tuberculosis, agar saat berinteraksi dengan orang lain tidak batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau tissue.

'Gejala awalnya batuk lebih dari dua minggu, nyeri dada dan sesak nafas, terkadang juga batuk bercampur darah,'' pungkasnya. (rg)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional