Mojokerto-(satujurnal.com)
Mertua
Zainul Arifin, pelaku bom bunuh diri poso di Desa Panggih/ kecamatan trowulan/ Kabupaten
Mojokertohingga kini belum percaya jika pelaku bom bunuh diri adalah menantunya.
Pasalnya hingga kini belum ada hasil DNA resmi yang dikirim oleh pihak
kepolisian. Selama ini Zainul Arifin mengaku jika bekerja di luar negeri dan
tidak pergi ke Poso.
Meski
pihak kepolisian telah merilis hasil DAN jika pelaku bom bunuh diri Poso adalah
Zainul Arifin, Warga Paciran, Kabupaten Lamongan, namun Ahmad Nursalam, mertua Zainul
Arifin yang tinggal di Desa Panggih, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto belum
meyakini jika menantunya merupakan pelakunya.
Selain
karena Zainul Arifin mengaku bekerja di luar negeri, sampai hari ini pun pihak
kepolisian belum mengirimkan hasil tes DNA.
Ahmad
Nursalam yang sehari-hari berjualan jamu di pasar Mojokerto ini mengaku ia
tidak tahu jika Zainul Arifin pergi ke Poso. Saat itu menantunya mengaku pergi
ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. “Dia pamit bekerja di luar negeri,
bukan ke Poso. Jadi ya kami kaget tatkala dikabarkan kalau pelaku bom bunuh
diri Poso itu menantu saya,” ujar Ahmad Nursalam.
Menurut
Ahmad Nursalam, anaknya yang dinikahi Zainul Arifin bulan Oktober 2011.
Hingga
kini istri Zainul Arifin, Fatimah Nafizah Muryati berada di rumah Paciran, Kabupaten
Lamongan dan sedang hamil delapan bulan.
Informasi
yang diperoleh, sejak menikah, hanya beberapa kali Zainul Arifin bersama
istrinya datang ke Desa Panggih. Pasangan ini dikenal sebagai pribadi tertutup
dan jarang bergaul dengan tetangga.
Sementara
itu, Kuswoyo, Sekretaris Desa Panggih mengatakan, beberapa hari lalu pihak
kepolisian dari Polres Mojokerto dan Polda Jatim datang ke Desa Panggih untuk
meminta identitas keluarga Zainul Arifin. (wie)
Social