Mojokerto-(satujurnal.com)
Spanduk penolakan kenaikan harga BBM yang ditebarkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Mojokerto diselipi gambar calon anggota legislatif (caleg). Spanduk ajakan tolak kebijakan pemerintah terkait BBM ini mulai terpampang di sejumlah ruas jalan utama di Kabupaten Mojokerto. Diantaranya di perempatan jalan raya RA Basuni, Kecamatan Sooko. Padahal sehari sebelumnya spanduk-spanduk itu belum ada. Berbagai respon masyarakat pun beragam soal langkah partai berbasis agama ini. Sebagian mendukung penolakan harga BBM, tapi ada yang menilai hanya pencitraan politik PKS semata.
Tepat di sudut perempatan jalan raya ini, spanduk berukuran sekitar enam meter bertuliskan penolakan kenaikan harga BBM lengkap dengan logo PKS dan calon legislatif (caleg) Kabupaten Mojokerto untuk daerah pemilihan setempat. Pemasangan spanduk ini menarik perhatian para pengguna jalan.
Pun di simpang tiga jalan raya Brangkal di jalur antar-kota, tepatnya di depan Pasar Desa Kedungmaling, spanduk serupa juga terpasang. Dalam spanduk juga tertera logo PKS dan caleg untuk daerah pemilihan setempat.
“Penolakan BBM koq dibumbuhi gambar caleg ya,” ujar Agus, warga Trowulan yang tengah melintas di jalan raya Brangkal.
Menurutnya, spanduk penolakan BBM yang diselipi gambar caleg tak lebih dari pencitraan politik PKS semata.
“Meski ditentang banyak pihak, utamanya PKS tapi harga BBM pasti tetap akan dinaikkan pemerintah,” lontar Agus.
Menanggapi ini, Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Mojokerto, Kurniawan Eka Nugraha mengatakan, pemasangan spanduk penolakan BBM merupakan sarana untuk penyampaian aspirasi masyarakat dan tidak ada kaitannya dengan balasan atas kasus yang menimpa mantan Presiden Pks Lutfi Hasan Ishaq yang terjerat kasus daging sapi impor. “Murni penolakan, sama sekali tidak terkait LHI (Lutfi Hasan Ishaq). (wie)
Spanduk penolakan kenaikan harga BBM yang ditebarkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Mojokerto diselipi gambar calon anggota legislatif (caleg). Spanduk ajakan tolak kebijakan pemerintah terkait BBM ini mulai terpampang di sejumlah ruas jalan utama di Kabupaten Mojokerto. Diantaranya di perempatan jalan raya RA Basuni, Kecamatan Sooko. Padahal sehari sebelumnya spanduk-spanduk itu belum ada. Berbagai respon masyarakat pun beragam soal langkah partai berbasis agama ini. Sebagian mendukung penolakan harga BBM, tapi ada yang menilai hanya pencitraan politik PKS semata.
Tepat di sudut perempatan jalan raya ini, spanduk berukuran sekitar enam meter bertuliskan penolakan kenaikan harga BBM lengkap dengan logo PKS dan calon legislatif (caleg) Kabupaten Mojokerto untuk daerah pemilihan setempat. Pemasangan spanduk ini menarik perhatian para pengguna jalan.
Pun di simpang tiga jalan raya Brangkal di jalur antar-kota, tepatnya di depan Pasar Desa Kedungmaling, spanduk serupa juga terpasang. Dalam spanduk juga tertera logo PKS dan caleg untuk daerah pemilihan setempat.
“Penolakan BBM koq dibumbuhi gambar caleg ya,” ujar Agus, warga Trowulan yang tengah melintas di jalan raya Brangkal.
Menurutnya, spanduk penolakan BBM yang diselipi gambar caleg tak lebih dari pencitraan politik PKS semata.
“Meski ditentang banyak pihak, utamanya PKS tapi harga BBM pasti tetap akan dinaikkan pemerintah,” lontar Agus.
Menanggapi ini, Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Mojokerto, Kurniawan Eka Nugraha mengatakan, pemasangan spanduk penolakan BBM merupakan sarana untuk penyampaian aspirasi masyarakat dan tidak ada kaitannya dengan balasan atas kasus yang menimpa mantan Presiden Pks Lutfi Hasan Ishaq yang terjerat kasus daging sapi impor. “Murni penolakan, sama sekali tidak terkait LHI (Lutfi Hasan Ishaq). (wie)
Social