Bosan Kenikmatan, Kemaluan Sendiri Dieksekusi - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Bosan Kenikmatan, Kemaluan Sendiri Dieksekusi


ULAH pria ini,sebut saja Ogah, pria beristri berusia empatpuluh tahun sungguh diluar nalar. Ia nekat memotong penisnya sendiri. Alasannya pun ‘nyleneh’, bosan kenikmatan.

Agaknya bagi Ogah, kenikmatan berhubungan badan tidak selamanya berarti kesenangan, apalagi kebahagiaan. Kenikmatan yang acap disebut tak berujung, harus diakhiri. Ironis. Sementara pria lain ingin membuktikan keperkasaan, ingin alat vitalnya benar-benar berfungsi vital, berupaya menjalani berbagai terapi, justru Ogah ‘‘menghilangkan’ keperkasaan dengan caranya sendiri.

Eksekusi alat vital ala Ogah terjadi hari Jum’at (19/07/2013) lalu. Ditengah cengkeramah dengan sang istri, tiba-tiba ia beringsut menuju kamar tidurnya. Diam-diam ia mengambil silet tajam yang baru saja ia beli. Sejenak ia termenung, namun tak lama kemudian ia membuka sarungnya. Sekali tebas, penis pun amblas. Reflek saja ia berlari ke kebun belakang rumah membuang potongan penis. Ia baru berteriak minta tolong tatkala darah terus membasahi sarung dan rasa perih kian menjadi.

Sang istri dan anak sontak terperanjat bercampur bingung. Seraya menolong, si istri berteriak kencang meminta tolong tetangga. Sebagian tetangga kemudian menolong menghentikan laju darah dengan menyumbat dengan kapas dan yodium merah, sebagian menyisir potongan penis di kebun yang ditunjuk Ogah. Setiap jengkal semak disisir, dipelototi dengan lampu senter. Namun, hingga beberapa lama, potongan alat vital itu tak kunjung ditemukan. “Mungkin sudah dimakan binatang,” seloroh seseorang yang ikut ‘berburu’ alat kejantanan Ogah.

Tak lama kemudian, si Ogah dilarikan ke RS Mojosari. Untuk menghentikan pendarahan, petugas medis menjahit lukanya. Celaka, , saluran untuk kencing tertutup jahitan pula. Baru esok hari ia menjalani operasi jilid II untuk dimasuki selang kecil saluran air kemih. ’’Kalau lukanya sudah sembuh, selangnya bisa dilepas dan dia kencing melalui bekas lubang selang itu,’’ kata dr Sugeng Mulyadi, spesialis Urologi yang menangani Ogah.

Kencingnya pun nantinya tak normal, karena tanpa katup penghalang.

Soal potongan penis, ujar dr Sugeng, sebenarnya bisa disambung kembali, Tapi harus sudah tersambung tidak lebih dari enam jam. “Saat golden periode atau enam jam setelah terpotong, kemungkinan besar bisa disambung karena pembuluh darah pada penis yang terpotong masih hidup. Sehingga tinggal mencari pembuluh pada bagian yang terpotong dan pada bagian pangkalnya untuk langsung disambung. Dan ada kemungkinan fungsi penisnya dapat kembali normal.,” terangnya. 

Ia mengira, si Ogah sengaja membuang jauh potongan penisnya agar tiak bisa lagi disampug. “’’Sebab saat ditanya alasannya, dia bilang karena sudah bosan kenikmatan,’’ ujarnya heran.

Raut penyesalan tak tampak dari wajah si Ogah. Kenekatan pria yang masih terkategori produktif itu, selain alasan bosan kenikmatan, tetap jadi teka-teki sang istri. “Keterlaluan Dok, saya tidak dikasih sisa sedikit pun,” ujar Sugeng mengutip keluhan istri Ogah.

Kasus penis terpotong hingga habis, imbuh Sugeng, baru ditemuinya selama kariernya sebagai spesialis urolog.’Kalau tidak sampai habis sering, kalau sampai habis baru ini. Dulu waktu pendidikan spesialis pernah menangani pasien yang penisnya digigit istrinya sampai kiwir-kiwir, tapi belum sampai putus,’’ tukasnya. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional