Guru Dimutasi Massal, Ratusan Siswa Terlantar - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Guru Dimutasi Massal, Ratusan Siswa Terlantar

Suasana SDN 1 Sooko, Senin (15/07/2013)
Mojokerto-(satujurnal.com)
Mutasi massa yang menimpah guru-guru di SDN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto berdampak terlantarnya ratusan murid saat jam pelajaran berlangsung, Senin (15/07/2013). Pasalnya, dari jumlah guru yang dimutasi dan guru baru yang masuk, jumlahnya tak setara. Dari 12 guru yang dipindah, saat ini baru diisi tujuh guru.

Ketujuh guru baru ini Senin (15/7/2013) pagi tadi sudah harus mengajar 432 siswa di sekolah tersebut. Rata-rata, para guru itu menerima SK mutasi empat hari lalu.

Purwanto, salah satu wali murid prihatin melihat anaknya tak segera mendapat pelayanan pendidikan. "Saya tak tahu kenapa. Kok banyak siswa tak masuk kelas. Ternyata ada 12 guru tiba-tiba dimutasi sekaligus ke sekolah lain. Makanya banyak anak tadi telantar," ucap Purwanto, saat ditemui di sekolah.

Akibat kondisi tersebut, sejumlah wali murid memilih melaporkan kondisi sekolah anaik-anaknya ke UPT Dinas Pendidikan Sooko. Mereka tak ingin kondisi bajar-mengajar para anaknya terganggu.

Salah satu siswa mengaku baru bisa menerima pelajaran agak siang. "Tadi cuma pengenalan guru baru. Dan hanya sedikit pelajaran," ucapnya.

Kepala SDN Sooko 1 Edy Hariyanto menolak jika belajar mengajar mereka disebut telantar. Sebab, hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru. "Ya biasa awal masuk. Pengenalan kelas baru dulu. Tapi memang benar ada 12 guru kami yang dimutasi. Mungkin inilah yang membuat kaget wali murid," kata Edy.

Dia berharap kekurangan tenaga guru segera bisa dipenuhi. Sebab, hal ini bisa berdampak. Sejauh ini, kekurangan guru ini belum membawa dampak serius. "Kita liha saja nanti. Sampai hari pertama tadi belum begitu terasa. Meski, terkesan sekolah telantar sampai wali murid lapor ke UPT," kata Edy.

Sekolah sementara menutupi kekurangan guru itu dengan memaksimalkan tenaga GTT (guru tidak tetap).
Edy menjelaskan bahwa di sekolahnya ada tiga guru GTT. Ini yang akan dijadikan alternatif solusi sambil menunggu kebutuhan guru PNS yang lain. Selama ini, GTT di sekolah ini hanya sebagai guru pendamping.

Dari total siswa di SDN Sooko 1 sebanyak 434 diajar oleh 22 guru. Tiga di antaranya GTT. Kasek yang baru enam bulan menjabat ini mengaku bahwa mutasi tak terjadi di sekolahnya saja. Tapi menyeluruh di lingkungan pendidikan Kabupaten Mojokerto. Edy menyatakan sudah melapor kekurangan guru setelah 12 gurunya dimutasi ke Pengawas.
Terpisah, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Mujiono saat dikonfirmasi menyatakan bahwa mutasi guru di jenjang SD berlangsung tahun ini. Hal ini sesuai peraturan Bupati Mojokerto 43 Tahun 2012 tentangn Penggabungan Satuan Pendidikan yang diikuti SK Bupati menyangkut nomen klatur satuan pendi SD negeri.

Regulasi itu muncul setelah terjadi penggabungan sekolah. Jumlah SD negeri di seluruh Kabupaten Mojokerto sebanyak 491 lembaga. Setelah dimerger, kini sekolah di jenjang ini tinggal 386 SD. "Ada tiga SD dimerger jadi satu SD. Tentu dampaknya terjadi kelebihan guru. Dan ini banyak sehingga harus diratakan," kata Mujiono.

Ia menjelaskan, bahwa total guru SD yang dimutasi sebanyak 2.511 seluruh Kabupaten Mojokerto. Jumlah ini selain guru juga staf. Untuk guru jumlahnya 2.381 orang dan 130 staf nonguru. "Mereka ditempatkan di sekolah dengan sesuai kebutuhan. Yang kurang ditambahi, yang kelebihan guru dikurangi," kata Mujiono.

Kebutuhan dan kelebihan guru di jenjang SD tersebut menurut Mujiono sudah sesuai usulan UPT dan Pengawas. "Untuk SD Sooko 1 idealnya 12 guru. Untuk kekurangan guru setelah dimutasi diserahkan sekolah," tukasnya. (wie)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional