Kormat, Kudapan Manis Pengganti Kurma - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Kormat, Kudapan Manis Pengganti Kurma

Kelompok perajin kormat Desa Kebun Tunggung, Gondang, Mojokerto
Mojokerto-(satujurnal.com)
Bulan ramadhan bagi ibu-ibu perajin tomat rasa kurma di Desa Kebon Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto menghadirkan berkah tersendiri. Pasalnya, permintaan hasil olahan panganan tomat dengan rasa tomat yang mereka beri nama ‘kormat’ ini meningkat tajam di bulan suci ini. Order kormat pun sudah tembus luar pulau.

Meningkatnya permintaan, karena belakangan kormat menjadi salah satu kudapan alternatif bagi sebagian orang yang menjalankan ibadah puasa, sebagai pengganti kurma.

Sedang Ide awal membuat kormat tak lepas dari anjloknya harga tomat di pasaran. “Saat ini harga tomat dipasaran anjlok dan nyaris tidak dipanen karena tidak bisa mengganti biaya garap. Akhirnya muncul ide untuk dimanfaatkan sebagai korma buatan, yaitu korma berbahan baku tomat,” kata Sa’diyah, ketua perajin kormat.

Bahan baku kormat, yakni tomat didapat dari kebun warga setempat. Ini karena sebagian besar sawah ladang mereka yang berada di kaki gunung Welirang ini ditanani tomat. “Justru karena melimpahnya tomat di desa kami, kemudian muncul ide untuk membuat kormat,” katanya.

Mengulas singkat proses pembuatan kormat, Sa’diyah mengatakan, tomat hasil panen dicuci hingga bersih. Setelah dicuci tomat di tusuk-tusuk dengan lidi untuk mengeluarkan air dan biji. Proses selanjutnya direndam menggunakan air kapur selama dua belas jam. “Direndam setengah hari agar menjadi kenyal,” tuturnya.

Setelah dua belas jam direndam dalam air kapur, tomat ditiriskan dan di masukan penggorengan dicampur dengan gula dan kayu manis dengan perbandingan lima kilogram tomat segar dicampur satu kilko gram gula pasir dan digoreng hingga berubah warnah kecoklatan.

Setelah proses penggorengan dirasa cukup, tomat yang sudah berwarna kecoklatan dibentuk oval seperti bentuk korma pada umumnya dengan hanya menggunakan tangan yang terbungkus kantong plastik. Agar mendapatkan warna lebih mengkilap, tomat di jemur dibawah terik matahari.

Jika warna dirasa sudah mengkilap dan mirip dengan korma asli, barulah kormat di bungkus dengan plastik dan dimasukkan kemasan kardus berlabel ‘kormat.

“Kami terus memproduksi kormat. Karena di bulan ramadhan pemesanan kormat terus meningkat. Kalau hari biasa hanya memproduksi 25 kilogram per hari, sekarang bisa mencapai 50 kilogram per hari,” ungkapnya.

Lonjakan permintaan kormat, ujar Sa’diyah, karena kebutuhan untuk parsel dan oleh-oleh. “lumayan kuwalahan,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, pemesanan kormat tidak hanya dari dalam kota saja, elainkan pesanan sudah dari luar kota, seperti Malang, Surabaya, Pasuruan, bahkan Kalimantan dan Sumatra.

Harga yang dibandrol, Rp 9 ribu untuk kemasan kecil dan Rp 12 ribu untuk kemasan lebih besar. (wie)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional