Frustasi, Jarwo Nekat Bunuh Diri - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Frustasi, Jarwo Nekat Bunuh Diri

foto ilustrasi (doc.istimewa)
Mojokerto-(satujurnal.com)
Aksi nekad mengakhiri hidup terjun dari atas genting rumah tetangga dilakukan Jarwo, 40, warga Dusun Kedung Wulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Meski akhirnya urung, peristiwa yang dilakukan Jum’at (16/08/2013) malam itu tak pelak menyedot perhatian warga sekitar. Diduga, aksi bunuh diri dilakukan lantaran keinginannya rujuk.

Jarwo mulai tampak berteriak-teriak di atas genting sembari mengancam memegang kabel listrik bertegangan tinggi sekitar pukul 20.00 WIB, usai warga setempat menggelar syukuran menyambut HUT Kemerdekaan RI.
Warga yang khawatir dengan aksi pintas ala Jarwo, meminta petugas PLN untuk memutus aliran listrik di kawasan itu. Untungnya, rumah yang dipanjat Jarwo, berada tepat di pinggir Jalan Raya Trowulan–Mojoagung sehingga terbantu oleh penerangan jalan dan kendaraan yang tengah melintas.

Jarwo yang diteriakan warga agar turun malah mengumbar ancaman bakal terjun bebas. Beberapa warga berinisiatif membujuk dengan melempar sebungkus rokok, air mineral, bahkan arak kesukaan duda.

Cukup lama berada di atas genting, Jarwo tak kunjung turun. Dia malah terus mengumbar ancaman bakal terjun bebas dari atas genting rumah. Untuk membujuknya, warga sempat melempar air putih kemasan, sebungkus rokok bahkan minuman keras (miras).

Beberapa warga menyebutkan, Jarwo nekat melakukan aksinya itu karena tekanan batin yang cukup kuat. Sejak setahun terakhir, dia mengalami kesepian setelah bercerai dengan istrinya. Bahkan, tak sekali ini saja dia melakukan aksi yang mengancam jiwanya itu.

Beberapa kali dia mencoba bunuh diri dengan menabrakkan diri ke kendaraan yang melintas, meloncat dari tembok yang tinggi hingga mengiris urat nadinya. ’’Tapi tidak apa-apa. Paling hanya luka sedikit, lalu sembuh lagi,’’ terang Syafiudin, salah satu warga setempat.

Kesepian yang dialami Jarwo itu karena selain harus melepas istrinya, buah hatinya juga ikut dibawa serta oleh mantan istrinya ke Desa Gedangan, Mojoagung.

Hal itu juga terungkap dari perkataan Jarwo saat di atas genting. ’’Orang tuaku nggak setuju kalau balik lagi. Padahal, anak dan istri mau,’’ katanya.

Tak hanya bergeming. Jarwo juga meminta agar aparat kepolisiaan yang ikut datang ke lokasi menembak kepalanya. Dia mengaku bosan hidup karena sudah tak bernilai apapun.

Kapolsek Trowulan, Kompol Putu Mataram yang datang ke lokasi membenarkan jika Jarwo mengalami gangguan jiwa karena masalah keluarga yang sedang dihadapi. ’’Dia ada masalah keluarga karena telah bercerai dengan istrinya. Dia ingin kembali dan minta rujuk tapi si istri tidak mau,’’ pungkasnya.(wie)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional