 |
| Peserta pelatihan jurnalistik media warga PNPM Perkotaan Sooko di MI Barul Huda, Sambiroto, Sooko, Minggu (31/08/2013) |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Wacana tentang media massa dan dunia jurnalistik menjadi topik yang menarik dalam kegiatan ‘pelatihan jurnalistik media warga’ yang digelar PNPM Perkotaan Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, di MI Barul Huda, Sambiroto, Sooko, Minggu (01/09/2013). Ini terlihat dari animo sekitar dua puluh peserta yang dilibatkan dalam pelatihan yang menghadirkan pemateri tunggal dari SatuJurnal.com.
Dari delapan jenis media warga, foto novella, koran tabloid dan buletin warga paling menarik minat peserta untuk didalami.
“Saya awam dengan istilah foto novella. Tapi melihat tampilannya, tidak jauh dari komik. Media ini bisa jadi media yang tepat untuk warga,” ujar Hartono, salah satu peserta.
Beberapa peserta pun mengajukan sejumlah pertanyaan soal tampilan foto dibumbuhi petikan kalimat langsung maupun narasi sederhana dalam format komik foto dalam media foto novella. “Bentuknya sederhana, tapi foto itu sendiri merupakan fakta.,” ujar Jum’atin.
Yang ditekankan pemateri, bahwa sebagai media motivasional, isi ceritanya harus dihentikan di tengah jalan (tidak selesai) agar akhir cerita dapat dianalisis oleh para pembacanya melalui diskusi,.
Meski foto novella dan media cetak koran, tabloid dan buletin paling banyak digali peserta dalam pelatihan untuk dipertanyakan, namun bentuk media warga, seperti teater warga, poster warga, VCD warga, radio komunitas dan papan Informasi menurut peserta sangat mungkin untuk diaplikasikan dalam program PNPM Perkotaan di lingkungan mereka.
Wacana tentang media massa dan dunia jurnalistik menjadi topik yang menarik dalam kegiatan ‘pelatihan jurnalistik media warga’ yang digelar PNPM Perkotaan Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, di MI Barul Huda, Sambiroto, Sooko, Minggu (01/09/2013). Ini terlihat dari animo sekitar dua puluh peserta yang dilibatkan dalam pelatihan yang menghadirkan pemateri tunggal dari SatuJurnal.com.
Dari delapan jenis media warga, foto novella, koran tabloid dan buletin warga paling menarik minat peserta untuk didalami.
“Saya awam dengan istilah foto novella. Tapi melihat tampilannya, tidak jauh dari komik. Media ini bisa jadi media yang tepat untuk warga,” ujar Hartono, salah satu peserta.
Beberapa peserta pun mengajukan sejumlah pertanyaan soal tampilan foto dibumbuhi petikan kalimat langsung maupun narasi sederhana dalam format komik foto dalam media foto novella. “Bentuknya sederhana, tapi foto itu sendiri merupakan fakta.,” ujar Jum’atin.
Yang ditekankan pemateri, bahwa sebagai media motivasional, isi ceritanya harus dihentikan di tengah jalan (tidak selesai) agar akhir cerita dapat dianalisis oleh para pembacanya melalui diskusi,.
Meski foto novella dan media cetak koran, tabloid dan buletin paling banyak digali peserta dalam pelatihan untuk dipertanyakan, namun bentuk media warga, seperti teater warga, poster warga, VCD warga, radio komunitas dan papan Informasi menurut peserta sangat mungkin untuk diaplikasikan dalam program PNPM Perkotaan di lingkungan mereka.
Pertanyaan yang mengalir tentang media massa dan pekerja pers, jusnalis dan jurnalistik membuka wacana peserta bagaimana mengelola media, termasuk opsi membuat koran, tabloid atau buletin warga. Mereka tampak seksama berupaya menyerap pengetahuan seputar berita, unsur berita, anatomi Berita, tahap penulisan berita dan sumber berita.
Sementara itu, Nawantari Repelitayani, Senior Faskel PNPM Perkotaan Tim Sooko, Kabupaten Mojokerto mengatakan, pelatihan dasar jurnalistik media warga digelar pihaknya untuk meningkatkan kapastitas, kemampuan peserta dalam menekuni dunia jurnalistik. “Kegiatan ini merupakan program kerja PNPM Mandiri Perkotaan untuk mengembangkan kapasitas media di pedesaan dengan melibatkan warga secara langsung. Jadi meski merupakan pelatihan dasar jurnalistik sekaligus menumbuhkan minat anggota PNPM di bidang pers, terutama minat menulis,” katanya.
Tapi kedepan, lanjut Ita, sapaan akrab Nawantari, diharapkan para peserta ini yang akan lebih trampil dalam hal penulisan berita sekaligus menjadi motor media warga. ”Karena kegiatan ini juga untuk mencetak kader-kader jurnalis di pedesaan,” tukasnya.
Bahkan, kata Ita, untuk tidak lanjut, pihaknya juga berencana akan membuat koran atau tabloid kampung yang akan diterbitkan secara berkala. (one)
Sementara itu, Nawantari Repelitayani, Senior Faskel PNPM Perkotaan Tim Sooko, Kabupaten Mojokerto mengatakan, pelatihan dasar jurnalistik media warga digelar pihaknya untuk meningkatkan kapastitas, kemampuan peserta dalam menekuni dunia jurnalistik. “Kegiatan ini merupakan program kerja PNPM Mandiri Perkotaan untuk mengembangkan kapasitas media di pedesaan dengan melibatkan warga secara langsung. Jadi meski merupakan pelatihan dasar jurnalistik sekaligus menumbuhkan minat anggota PNPM di bidang pers, terutama minat menulis,” katanya.
Tapi kedepan, lanjut Ita, sapaan akrab Nawantari, diharapkan para peserta ini yang akan lebih trampil dalam hal penulisan berita sekaligus menjadi motor media warga. ”Karena kegiatan ini juga untuk mencetak kader-kader jurnalis di pedesaan,” tukasnya.
Bahkan, kata Ita, untuk tidak lanjut, pihaknya juga berencana akan membuat koran atau tabloid kampung yang akan diterbitkan secara berkala. (one)
Social