 |
| Sutrisno, peternak kambing Desa Temuwulan, Jombang |
Jombang-(satujurnal.com)
Kenaikan harga pakan ternak kambing menjelang Hari Raya Idul Adha membuat posisi peternak di wilayah Kabupaten Jombang terjepit. Bahkan, diantara para peternak, memilih alih usaha, mengemasi usaha kambingnya daripada merugi.
Kondisi tersebut seperti menimpah peternak kambing di Desa Temuwulan Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang. Dari lima peternak kambing yang setiap tahun kejatuhan berkah Hari Raya Idul Adha lantaran omzet ratusan juta dari penjualan kambing ternak mereka sudah bisa dihitung sebelum transaksi, kini berbalik.
Kerugian jika bertransaksi kambing sudah didepan mata. Pemicunya, yakni kenaikan harga pakan ternak kambing hingga 50 persen. Dari harga normal Rp 1.800 perkilogram, saat ini melonjak menjadi Rp 3.000 perkilogram.
“Kalau tahun sebelumnya, dari omset penjualan kambing menjelang Idul Adha bisa mencapai ratusan juta rupiah, tahun ini tidak begitu. Harga pakan naik, penjualan per ekor kambing tidak otomatis naik atau disesuaikan. Pembeli tahunya harga standar seperti tahun sebelumnya,” aku Sutrisno, peternak kambing yang bermukim di Dusun Tondowulan, Desa Demuwulan, Perak, Jombang, Kamis (26/09/2013).
Ia mengaku saat ini menjadi satu-satunya peternak yang masih bertahan. “Empat peternak lainnya gulung tikar,” ungkap Sutrisno.
Sutrisno menyebut, setiap menjelang Hari Raya Idul Adha, kebutuhan hewan kurban mengalami peningkatan tajam. Tak jarang, calon pembeli memilih datang langsung ke peternakan untuk mendapatkan kambing kurban dengan harga pantas.
“Harga per ekor kambing mulai Rp 1, 5 juta hingga Rp 3 juta. Omzet jangka pendek menjelang Hari Raya Idul Adha bisa mencapai Rp 150 juta. Tapi dengan harga pakan ternak yang naik drastis, omset saya menurun. Karena sulit untuk menaikkan harga,” ungkapnya.
Yang diharapkan para peternak, kata Sutrisno, harga pakan ternak segera normal kembali. Sehingga, omzet yang akan diperoleh paling tidak bisa sama dengan omset tahun lalu. (one)
Social